Mohon tunggu...
Pena Kusuma
Pena Kusuma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum

Saya adalah mahasiswa Fakultas Hukum dengan ketertarikan mendalam dalam menganalisis dan mengembangkan pemahaman yang komprehensif terkait isu-isu militer global serta implikasinya terhadap kebijakan hukum dan keamanan nasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Jurnal Ilmiah Terindeks: Kasta Tertinggi dalam CV Akademik?

15 September 2024   10:15 Diperbarui: 15 September 2024   11:58 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: Embassy of the Russian Federation in Sri Lanka and to the Maldives)

Dalam konteks hukum dan akademik, jurnal terindeks, terutama yang diakui secara internasional seperti Scopus atau Web of Science, sering dianggap sebagai elemen penting dalam curriculum vitae (CV) seorang akademisi atau peneliti. Hal ini didasarkan pada beberapa faktor, termasuk bobot ilmiah, pengakuan global, dan signifikansi dalam membentuk reputasi profesional. Jurnal terindeks dengan faktor dampak tinggi memainkan peran penting dalam menilai kualifikasi seseorang untuk promosi akademik, mendapatkan pendanaan penelitian, serta membangun kredibilitas di komunitas ilmiah. Namun, perlu dicatat bahwa legalitas atau status hierarkis dalam CV tidak diatur secara eksplisit dalam undang-undang, melainkan ditentukan oleh kebijakan institusi pendidikan, badan akreditasi, dan norma-norma di komunitas ilmiah.

Dalam konteks akademik dan hukum di Indonesia, tidak ada undang-undang yang secara eksplisit mengatur hierarki publikasi dalam CV akademik. Namun, terdapat peraturan yang menekankan pentingnya publikasi ilmiah, terutama untuk kenaikan jabatan akademik dan pengakuan profesional. Misalnya, Pasal 49 ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa setiap dosen wajib melakukan penelitian dan menyebarluaskan hasil penelitian dalam bentuk publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah ini mencakup jurnal nasional dan internasional, dengan jurnal internasional terindeks seperti Scopus dianggap sebagai standar tertinggi dalam penilaian kualitas akademik. Di tingkat internasional, banyak universitas dan lembaga penelitian mengharuskan publikasi dalam jurnal yang diakui untuk promosi akademik dan pengembangan karier, memperkuat pandangan bahwa jurnal ilmiah terindeks adalah kasta tertinggi dalam penilaian akademik.

(Sumber Gambar: Deena Hopkinson)
(Sumber Gambar: Deena Hopkinson)

Pengakuan terhadap jurnal ilmiah sebagai "kasta tertinggi" dalam CV akademik tidak hanya didasarkan pada peraturan hukum, tetapi juga pada konsensus ilmiah global. Jurnal terindeks dengan reputasi baik dinilai melalui sistem peer-review yang ketat, faktor dampak (impact factor), dan aksesibilitas internasional, menjadikannya medium utama untuk menyebarluaskan penelitian berkualitas tinggi. Publikasi dalam buku atau prosiding konferensi, meskipun diakui, tidak memiliki bobot yang sama karena umumnya tidak melalui proses review seketat jurnal terindeks. Di Indonesia, publikasi dalam jurnal terindeks Scopus sangat dihargai untuk kenaikan pangkat akademik. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor juga menekankan pentingnya publikasi di jurnal terindeks sebagai syarat untuk menerima tunjangan profesional.

Dalam konsensus ilmiah global, jurnal terindeks diakui sebagai medium utama dalam penilaian kontribusi ilmiah. Banyak badan akreditasi internasional, seperti QS World University Rankings dan Times Higher Education, menggunakan publikasi di jurnal terindeks sebagai indikator utama dalam menilai kualitas dan reputasi universitas. Oleh karena itu, reputasi profesional dan pengakuan dalam komunitas akademik global sangat dipengaruhi oleh kontribusi yang dipublikasikan di jurnal-jurnal ini.

(Sumber Gambar: Wilson Higgsbury)
(Sumber Gambar: Wilson Higgsbury)

Dalam konteks pengetahuan yang ada dan praktik, publikasi di jurnal terindeks menawarkan keuntungan yang tidak dapat diberikan oleh jenis publikasi lain. Artikel dalam jurnal terindeks dapat diakses oleh komunitas global dan memiliki dampak yang lebih luas, baik dalam bentuk kutipan, kolaborasi penelitian, maupun aplikasi praktis dari hasil penelitian tersebut. Hal ini berbeda dengan publikasi dalam bentuk lain seperti buku, yang mungkin hanya memiliki jangkauan terbatas.

Kesimpulannya, berdasarkan hukum yang ada, kebijakan institusi akademik, konsensus ilmiah global, dan praktik yang berlaku di dunia akademik, jurnal terindeks memang dapat dianggap sebagai kasta tertinggi dalam CV akademik. Publikasi di jurnal ilmiah terindeks memiliki nilai yang paling signifikan dalam membangun reputasi profesional, kenaikan pangkat, dan kontribusi pada ilmu pengetahuan. Namun, penting dicatat bahwa hierarki ini bersifat dinamis dan bergantung pada konteks institusi, negara, dan bidang keilmuan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun