Mohon tunggu...
‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎
‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ Mohon Tunggu... Mahasiswa - ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎

‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengapa Jet Tempur Membutuhkan Pengisian Bahan Bakar di Udara: Efisiensi dan Strategi Militer

13 September 2024   09:05 Diperbarui: 13 September 2024   09:06 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: Air & Space Magazine / Smithsonian)

Pengisian bahan bakar di udara (air-to-air refueling) diperlukan bagi jet tempur karena alasan operasional, teknis, dan strategis yang tidak dapat diatasi dengan hanya mengisi bahan bakar secara penuh sebelum terbang.

Pengisian bahan bakar jet tempur hingga penuh sebelum lepas landas dapat meningkatkan berat pesawat secara signifikan, yang secara langsung mempengaruhi performa takeoff dan manuverabilitas awal.

Jet tempur yang terlalu berat memerlukan landasan pacu yang lebih panjang, tenaga dorong yang lebih besar, dan mengurangi kemampuan untuk lepas landas dalam waktu singkat, terutama di medan tempur atau pangkalan udara dengan fasilitas terbatas.

Dengan pengisian bahan bakar di udara, jet dapat beroperasi dengan bobot yang lebih optimal saat lepas landas, kemudian meningkatkan daya jelajahnya dengan mengisi bahan bakar setelah berada di ketinggian operasi.

(Sumber Gambar: BestHQWallpapers)
(Sumber Gambar: BestHQWallpapers)

Fleksibilitas operasional pengisian bahan bakar di udara memungkinkan jet tempur untuk memperpanjang jarak tempuh dan waktu loiter tanpa perlu kembali ke pangkalan untuk pengisian bahan bakar.

Hal ini sangat penting dalam operasi militer, terutama dalam situasi ketika target atau wilayah yang harus dilindungi berada jauh dari pangkalan udara atau ketika jalur penerbangan terhalang oleh ancaman musuh.

Selain itu, refueling udara memberikan fleksibilitas bagi jet tempur untuk menyesuaikan rute penerbangannya sesuai dengan dinamika operasi di lapangan.

Pengurangan Konsumsi Bahan Bakar Awal Mengisi bahan bakar hingga penuh sebelum terbang akan menyebabkan konsumsi bahan bakar yang lebih tinggi pada tahap-tahap awal penerbangan. Hal ini karena mesin harus bekerja lebih keras untuk mengatasi berat tambahan tersebut.

Dengan menggunakan teknik pengisian bahan bakar di udara, jet dapat memulai misi dengan muatan bahan bakar yang cukup untuk mencapai area aman, kemudian melakukan pengisian ulang untuk mendukung operasi lebih lanjut.

(Sumber Gambar: Forbes)
(Sumber Gambar: Forbes)

Pesawat tempur yang memulai misi dengan tangki bahan bakar penuh cenderung lebih rentan terhadap serangan selama fase lepas landas dan pendaratan, karena memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai kecepatan dan ketinggian yang aman.

Pengisian bahan bakar di udara memungkinkan pesawat untuk mempertahankan kelincahan dan kesiapan tempur selama fase kritis penerbangan awal dan akhir.

Selain itu, teknik ini memungkinkan pesawat tempur untuk tetap dalam kondisi siap tempur lebih lama, bahkan ketika beroperasi jauh dari pangkalan, tanpa perlu mundur dari medan pertempuran.

Dalam kerangka hukum Indonesia, regulasi terkait penggunaan dan operasional pesawat militer, termasuk jet tempur, diatur oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pasal 7 ayat (2) menyatakan bahwa salah satu tugas utama TNI adalah menjaga kedaulatan negara melalui operasi militer, yang mencakup operasi pertahanan udara dan penggunaan pesawat militer.

Berikut adalah kutipan dari pasal tersebut: Pasal 7 ayat (2) huruf a: “Operasi militer untuk perang, yaitu operasi dalam rangka menghadapi kekuatan militer negara lain yang melakukan agresi.”

Dalam konteks pelaksanaan operasi ini, pengisian bahan bakar di udara menjadi elemen krusial dalam strategi mempertahankan kedaulatan dan melindungi wilayah udara Indonesia, terutama dalam menghadapi ancaman dari negara-negara dengan kapabilitas militer yang lebih maju.

Selain itu, pengisian bahan bakar di udara memberikan fleksibilitas bagi TNI AU dalam melaksanakan misi tempur jarak jauh tanpa harus bergantung pada pangkalan udara yang mungkin berada di luar jangkauan operasional.

(Sumber Gambar: Twisted Sifter)
(Sumber Gambar: Twisted Sifter)

Secara umum, praktik pengisian bahan bakar di udara didasarkan pada kebutuhan operasional dan teknis yang spesifik, seperti efisiensi penggunaan bahan bakar, fleksibilitas dalam operasi, dan keamanan misi.

Praktik ini memberikan keuntungan strategis dalam konteks operasi militer modern, terutama ketika jet tempur harus beroperasi di luar jangkauan logistik dari pangkalan darat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun