Pesawat tempur F-35 memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya sangat populer di seluruh dunia. Sebagai jet tempur generasi kelima, F-35 menawarkan kombinasi unik dari fitur siluman, avionik canggih, kemampuan sensor terintegrasi, serta kemampuan serangan multirole yang sangat fleksibel. Semua fitur ini telah teruji dalam lingkungan operasi modern.
Fitur utama dari F-35 adalah teknologi stealth-nya, yang membuatnya sulit terdeteksi oleh radar musuh. Dengan demikian, fitur ini meningkatkan kemampuan bertahan hidup dalam misi tempur karena mengurangi kemungkinan serangan balik dari musuh. Pesawat ini dirancang dengan bahan komposit khusus dan bentuk aerodinamis yang meminimalkan pantulan radar, sehingga meningkatkan kemampuan untuk tetap tersembunyi dari penglihatan musuh (Nielsen et al., 2022).
F-35 dilengkapi dengan teknologi avionik yang sangat maju, termasuk radar AESA yang dapat mendeteksi ancaman dari jarak yang lebih jauh dengan akurasi yang lebih tinggi. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem DAS yang memberikan kemampuan pandangan 360 derajat kepada pilot, memungkinkan deteksi dan pelacakan ancaman dalam segala arah (Jin et al., 2022). Selain itu, F-35 juga menggunakan HMDS yang mengintegrasikan semua informasi penerbangan dan misi langsung ke tampilan helm pilot, meningkatkan kesadaran situasional (Carroll et al., 2013).
Salah satu kelebihan utama F-35 adalah kemampuannya untuk menyatukan data dari berbagai sensor di pesawat dan membagikan informasi ini dengan unit lain dalam jaringan pertempuran. Hal ini memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara aset-aset militer, sehingga meningkatkan efektivitas operasional secara keseluruhan.
F-35 dirancang sebagai pesawat multirole, yang berarti dapat digunakan untuk berbagai jenis misi, termasuk serangan darat, superioritas udara, intelijen, pengintaian, dan pengawasan (ISR) (Reuber, 2015). Fleksibilitas ini menjadikannya pilihan yang tepat bagi negara-negara yang ingin mengurangi jumlah varian pesawat dalam armada mereka tanpa mengorbankan kemampuan tempur. Dengan kemampuan sensor yang maju dan integrasi informasi, F-35 memberikan situasi kesadaran yang luar biasa dan kemampuan serangan yang akurat dalam semua kondisi cuaca, membuatnya menjadi senjata yang sangat efektif dalam berbagai operasi militer.
Banyak negara tertarik pada F-35 karena program ini melibatkan kolaborasi internasional dalam produksi, pemeliharaan, dan pengembangan jangka panjang. Selain itu, kepemilikan F-35 menawarkan integrasi dengan jaringan pertahanan yang lebih luas dari sekutu-sekutu NATO dan Amerika Serikat, sehingga meningkatkan interoperabilitas dalam misi gabungan. Hal ini memungkinkan koordinasi yang lebih baik antara aset-aset militer, sehingga meningkatkan efektivitas operasional secara keseluruhan.
Banyak negara tertarik pada F-35 karena program ini melibatkan kerja sama internasional dalam produksi, pemeliharaan, dan pengembangan jangka panjang. Selain itu, kepemilikan F-35 menawarkan integrasi dengan jaringan pertahanan yang lebih luas dari sekutu-sekutu NATO dan Amerika Serikat, meningkatkan interoperabilitas dalam misi gabungan.
Keuntungan bagi negara-negara pengguna meliputi:
Peningkatan Kapabilitas Tempur: Dengan memiliki pesawat generasi kelima ini, negara tersebut akan memiliki keunggulan dalam superioritas udara dan fleksibilitas misi.
Interoperabilitas dengan Sekutu: Negara-negara yang memiliki F-35 dapat beroperasi lebih efisien dalam misi bersama dengan sekutu yang juga menggunakan F-35, memperkuat daya tempur koalisi.
Dukungan Teknologi dan Logistik Jangka Panjang: Melalui keterlibatan dalam program F-35, negara-negara mendapat akses ke upgrade teknologi terbaru dan logistik yang telah terintegrasi secara global, memastikan kesiapan operasional yang tinggi dalam jangka panjang.
Di Indonesia, pengadaan pesawat tempur seperti F-35 harus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Pada Pasal 43, ayat (1) undang-undang tersebut disebutkan bahwa: “Pemerintah memprioritaskan penggunaan produk Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan produksi dalam negeri, namun dapat melakukan pengadaan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan dari luar negeri apabila industri pertahanan nasional belum mampu memproduksi.”
Hal ini berarti bahwa jika Indonesia tertarik pada pengadaan F-35, harus ada justifikasi bahwa kebutuhan tersebut tidak bisa dipenuhi oleh industri pertahanan dalam negeri, dan bahwa pengadaan dari luar negeri dapat memberikan manfaat strategis yang lebih besar, seperti integrasi dengan sekutu dan peningkatan kapabilitas pertahanan yang signifikan.
Referensi
Carroll, M., Surpris, G., Strally, S., Archer, M., Hannigan, F., Hale, K., & Bennett, W. (2013). Enhancing HMD-based F-35 training through integration of eye tracking and electroencephalography technology. Lecture Notes in Computer Science (Including Subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and Lecture Notes in Bioinformatics), 8027 LNAI, 21–30. https://doi.org/10.1007/978-3-642-39454-6_3
Jin, Y., Liu, J., Wang, F., & Cui, S. (2022). Where Are You Looking?: A Large-Scale Dataset of Head and Gaze Behavior for 360-Degree Videos and a Pilot Study. In MM 2022 - Proceedings of the 30th ACM International Conference on Multimedia (Vol. 1, Issue 1). Association for Computing Machinery. https://doi.org/10.1145/3503161.3548200
Nielsen, D., Lee, J., & Nam, Y. W. (2022). Design of Composite Double-Slab Radar Absorbing Structures Using Forward, Inverse, and Tandem Neural Networks. Proceedings of the American Society for Composites - 37th Technical Conference, ASC 2022. https://doi.org/10.12783/asc37/36409
Reuber, E. J. (2015). The template for the acquisition of the next multinational multi-role fighter. October.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H