Mohon tunggu...
Adriansyah Abu Katili
Adriansyah Abu Katili Mohon Tunggu... Dosen - Melukis dunia dengan kata-kata.

Pendidik anak bangsa pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Gorontalo yang gemar membaca segala macam bacaan dan suka melukis dunia dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apakah Kita Termasuk Umat yang Dirindukan Nabi

15 September 2024   22:26 Diperbarui: 19 September 2024   04:38 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kita termasuk umat yang dirindukan Nabi? Pertanyaan yang menyentak kesadaran saya. Pertanyaan yang sangat kontekstual dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kita memperingat kelahiran beliau, bukan sekedar merayakan. Memperingati sangat sarat makna dengan perenungan. Termasuk renungan apakah kita termasuk umat yang dirindukan Nabi. Nabi menjanjikan umatnya akan meminum air telaga Alkautsar di akhirat nanti. Air telaga ini, seperti yang dikatakan beliau, lebih manis daripada madu dan barangsiapa yang meminumnya tidak akan haus selama-lamanya.

Dalam berbagai riwayat dikatakan bahwa beliau sangat mencintai umatnya. Dikatakan bahwa menjelang akhir hayatnya beliau memohon agar sakitnya maut tidak dirasakan oleh umatnya. Beliau memohon agar sakit itu ditimpakan kepada beliau. Dan saat kehidupannya berakhir, yang terucap olehnya adalah "Ummatku, ummatku, ummatku."

Tapi apakah kita termasuk umat yang dirindukannya? Menurut hemat saya untuk masuk kategori umat yang dirindukannya harus memenuhi persyaratan berikut:

1. Harus memperbanyak shalawat kepadanya. Salawat adalah pertanda pengakuan kepada kerasulannya.

2. Melaksanakan ajaran-ajarannya, terutama dalam hal ibadah.

3. Meneladani beliau terutama dalam akhlak.

4. Menjadi pemimpin yang adil amanah. Nabi berkata bahwa setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

5. Mencintai anak yatim. Mencintai anak yatim berarti sama dengan mencintai beliau karena beliau lahir dalam keadaan yatim.

6. Mencintai dan menyantuni fakir miskin.

Baca juga: Si Bule dan Kita

Demikian, semoga kita menjadi umat yang dirindukannya. Umat yang dirindukannya dan kelak akan bertemu beliau di syurga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun