Mohon tunggu...
Adriansyah Abu Katili
Adriansyah Abu Katili Mohon Tunggu... Dosen - Melukis dunia dengan kata-kata.

Saya dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Memiliki hobi membaca dan menulis. Saya membaca buku fiksi maupun non fiksi dan puisi. Saya juga suka menulis, baik tulisan ilmiah, ilmiah populer, fiksi, dan puisi.,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi dan Teh di Bulan Desember

14 Desember 2023   09:03 Diperbarui: 25 Desember 2023   14:53 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ritual itu saudara-saudara kita melakukan ritual sebagai penghormatan kepada Yesus yang mereka yakini sebagai Putera Tuhan yang lahir kedunia untuk mati sebagai penebus dosa.

Yang Muslim, karena Aqidah Islam yang mengatakan Bahwa Tuhan Allah itu esa, tidak beranak dan tidak sebagai anak, tidak dianjurkan untuk ikut melakukan ritual itu. 

Namun kita diwajibkan oleh ajaran Islam untuk bersikap toleran terhadap saudara-saudara yang melakukan ibadah ritual agama lain termasuk Natal. Kita tidak boleh mengganggu mereka, baik dengan tindakan ataupun dengan ucapan yang memecah belah kita.

Namun bagaimana toleran itu? Apakah harus mengorbankan aqidah Islam dengan cara ikut melakukan ritual Natal seperti ikut menyanyikan lagu Malam Kudus? Menurut hemat saya, yang Muslim tidak harus seperti itu. Kita tidak dianjurkan mencampuradukkan ajaran kita dengan ajaran lain.

Sama seperti sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Umat beragama lain tidak harus ikut sholat Idul dan sholat Idul Adha ataupun sholat lainnya. Karena itu adalah wilayah peribadatan Muslim.

Toleransi, sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Ing B.J. Habibie, adalah seperti minuman kopi dan teh. Kita tidak perlu mencampuadukkan kedua jenis minuman itu karena keduanya memiliki karakteristik sendiri. Yang memilih kopi tidak boleh memaksa yang memilih teh untuk mencampurkannya dengan teh, demikian juga sebaliknya.

Saya memisalkan kita bersama-sama menikmati minuman pilihan kita. Kedua minuman itu berada di atas meja besar benama Indonesia. Meja itu berdiri di atas landasan Pancasila. Kita duduk bersama-sama menikmati minuman kita masing-masing. Duduk akrab, saling tersenyum saling memahami, saling menghormati pilihan minuman pilihan masing-masing. Dan saling mengucapkan kata "Silahkan dan selamat menikmati minuman Anda." Dengan cara itu kita tetap bersaudara meski memiliki pilihan yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun