Mohon tunggu...
Adriansyah Abu Katili
Adriansyah Abu Katili Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo.

Saya dosen pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Memiliki hobi membaca dan menulis. Saya membaca buku fiksi maupun non fiksi dan puisi. Saya juga suka menulis, baik tulisan ilmiah, ilmiah populer, fiksi, dan puisi.,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi dan Teh di Bulan Desember

14 Desember 2023   09:03 Diperbarui: 25 Desember 2023   14:53 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Bulan Desember sudah tiba. Ini pertanda saudara-saudara kita yang yang beragama Kristen akan merayakan Natal. Natal dirasakan sebagai kegembiraan, kebahagiaan bagi mereka. 

Natal juga adalah momen spiritual bagi mereka, di mana mereka akan menghayati nilai-nilai spiritual natal dan mengimplementasikannya dalam kehidupan mereka. Dan sebagaimana hari-hari besar keagamaan, biasanya kita mendengungkan sikap toleransi umat beragama. 

Nah, dalam essay singkat ini saya membahas bagaimana sikap umat Non-kristen menyikapi peritiwa Natal ini? Bagaimana sikap toleransi umat Non-kristen, khususnya Muslim dalam hal ini? 

Saya menuliskan essay ini dalam posisi saya sebagai seorang warga negara Indonesia yang juga seorang Muslim.

Baca juga: Si Bule dan Kita

Saya berpandangan bahwa kita harus bersikap hati-hati dalam menyikapi ini. Kita memang harus bersikap toleransi. Namun kita juga wajib menjaga aqidah masing-masing agama kita. 

Kita harus menyadari bahwa dalam aqidah Islam, Yesus Kristus yang sangat dihormati dalam Agama Kristen juga sangat dihormati dalam ajaran Islam. 

Dalam ajaran  Islam beliau dikenal dalam ajaran sebagai Nabi Isa alaihissalam. Penghormatan kepada beliau dilakukan dengan mengucapkan alahissalam yang bermakna salam untuknya.

Dalam hal aqidah ada beberapa perbedaan yang mendasar tentang sosok beliau yang mulia dalam ajaran Kristen dan ajaran Islam. Yang pertama, dalam ajaran Kristen beliau dikenal sebagai salah satu sosok Tuhan dalam ajaran Trinitas, yaitu Bapak, Putera, dan Roh Kudus. 

Dalam hal ini beliau adalah Putera. Sementara itu dalam ajaran Islam beliau diyakini dan dihormati sebagai nabi dan rasul yang diutus Tuhan yang Maha Esa untuk mengajarkan ajaran tauhid atau Ketuhanan yang Maha Esa kepada manusia.Aqidah Islam tidak mengenal trinitas.

Perbedaan yang kedua adalah ajaran tentang penebusan dosa. Dalam ajaran Kristen beliau diyakini sebagai penebus dosa manusia. Beliau mati di atas kayu salib karena diskenairokan oleh Tuhan untuk menebus dosa manusia, dalam hal ini dosa warisan tersebab bapak moyang manusia, Adam, melanggar larangan Tuhan memakan buah terlarang yang dalam Agama Kristen dikenal sebagai buah pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk. 

Dosa ini diwariskan kepada anak cucunya. Dosa yang hanya bisa dihapuskan dengan jalan penebusan, dan Yesus mati disalibkan sampai mati untuk penebusan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun