Yang harus diingat oleh para pemimpin adalah kekuasaan mereka berdasarkan hasil pemilihan rakyat. Jangan sampai akan timbul dalam pikiran rakyat bahwa mereka ternyata memilih pemimpin yang hanya menyengsarakan mereka. Itu adalah hal yang tidak sehat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebab akan menimbulkan ekses yang negatif. Ekses negatif yang dimaksud adalah misalnya, rakyat akan menarik mandat mereka dengan caranya sendiri dan itu tidak kita inginkan bersama.
Literasi bagi Rakyat
Rakyat adalah penentu dalam perhelatan pemilihan umum. Melalui pilihan merekalah nasib negara ini ditentukan untuk lima tahun ke depan. Nasib negara ini pasti juga nasib rakyat warga negara.Â
Karena nasib negara dan nasib rakyat ditentukan oleh pilihan rakyat, maka ada beberapa catatan yang harus diperhatikan rakyat. yang pertama adalah, pilihlah calon pemimpin bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini penting mengingat sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan yang Maha Esa.
Yang kedua, pilihlah pemimpin yang sehat lahir batin. Ingat, kesehatan lahir batin sangat menentukan perjalanan bangsa ini dan nasib rakyat. Kita tidak ingin nasib kita seperti nasib rakyat Romawi di awal abad Masehi. Saat Romawi dipimpin oleh kaisar yang tidak sehat secara psikologi, Kaisar Nero dan Kaisar Caligula.
Yang ketiga, memahami kampanye calon pemimpin secara akal sehat. Janji-janji kampanye marilah dipahami secara rasional.Ingat, Â janji politik seperti menggratiskan hampir semua pelayanan negara akan berkonsekwensi pada keuangan. Dan pada akhirnya bisa berakibat pada pajak yang harus dibayar oleh rakyat.
Yang kelima, memilih calon pemimpin yang memiliki kecerdasan yang baik. Kecerdasan yang baik bisa dilihat dari caranya berpikir yang tercermin pada caranya berbicara dan beraktifitas. Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Hamka, Kyai Ahmad Dahlan, Kyai Hasyim Asyiari adalah pemimpin besar yang pernah dimiliki oleh bangsa ini. Mereka adalah orang-orang cerdas. Cara mereka berpikir dan berbicara sangatlah bermutu. Dari mana mereka memperoleh kecerdasan ini? Dari belajar. Bagaimana mereka belajar? Â Mereka belajar dari buku-buku bermutu.Â
Yang keenam, pilihlah pemimpin yang berbicara tentang idea-idea brilyan tentang cara bernegara. Pemimpin dengan idea-idea brilyan tidak memberikan sumbangan materi yang hanya akan habis dalam waktu singkat. Pemimpin dengan idea-idea brilyan akan memberdayakan masyarakat dengan kecerdasan untuk mengentaskan kemiskinan. Sementara pemimpin yang berbicara tentang sumbangan materi akan memelihara kemiskinan agar bisa jadi ladang suara setiap ada pemilihan umum.
Penutup
Sebagai penutup, saya hanya bisa menghimbau kita semua untuk meningkatkan literasi politik. Dengan literasi politik yang baik kita bisa memiliki negara yang adil makmur deperti yang dikatakan pada sila kelima Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H