Apakah harapan kita berkenaan dengan bahasa politik? Bisa dimaklumi bahwa yang terpenting dalam politik adalah bagaiaman bisa berkuasa. Dalam percaturan politik tujuan akhirnya adalah kemenangan dalam persaingan memperoleh kekuasaan. Namun demikian, penggunaan bahasa yang bersayap, yang memanfaatkan sifat ambigu seyogyanya dihindari. Penggunaan bahasa dalam kampanye politik seyogyanya memicu masyarakat untuk berpikir secara logis meski tetap ada upaya persuasive bahkan provokatif untuk memilih kandidat tertentu. Bahasa dalam kampanye politik adalah bahasa yang mengajak masyarakat untuk berpikir tentang situasi bangsa, masalah bangsa, dan mengajak masyarakat untuk turut memecahkan masalah itu. Untuk itu dia menawarkan diri menjadi solusi dengan meminta legitimasi dari masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara. Dia menawarkan program-program dengan bahasa yang bisa dipahami masyarakat calon pemilihnya.
Penutup
Sebagai penutup,saya mengatakan bahwa makna bahasa politik tergantung pada kepentinngan politik penuturnya. Untuk mewujudkan kepentingan itu, politisi memanfaatkan sifat ambiguitas bahasa untuk menggiring masyarakat kearah yang diinginkan penutur selaku politisi. Namun demikian politisi diharapkan menggunakan bahasa yang mengajak masyarakat berpikir logis dan sedapat mungkin menghindari bahasa yang abu-abu.
ooOOoo
Catatan:
Artikel ini pernah dimuat dalam koran local Gorontalo, Harian Gorontalo Post, tanggal 1 November 2022 dengan judul “Bahasa Politik Politik”. Kini saya terbitkan kembali di Kompasiana dengan judul “Bahasa dan Politik” disertai perbaikan dan penyesuaian seperlunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H