Aku merasa,
ada Engkau di situ.
Senantiasa di situ,
di tikungan tajam itu.
Saban kali hendak melintas tikungan itu,
kurasakan hadir-Mu.
Kurasakan Engkau mengambil alih sebagian kendaliku.
Lajuku pun serasa melambat,
melambat mengikuti irama-Mu,
melambat dalam kendali-Mu.
Ku rasakan kasih menjalar dalam diriku,
maka keselamatan pun kudapatkan,
saban kali melintas tikungan itu,
hingga kini.
Lepas tikungan,
kulihat ayunan lambaian-Mu,
melepasku penuh kasih,
tuk melanjutkan perjalanan,
perjalan lanjutan yang tak lagi menikung.
Jagakarsa, Oktober 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H