Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Senja di Pantai Cermin

31 Oktober 2024   18:12 Diperbarui: 31 Oktober 2024   18:17 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayu tersenyum penuh syukur mendengar jawaban itu. "Kamu selalu tahu cara membuatku merasa tenang, Dea. Aku bersyukur kita dipertemukan. Kamu adalah rumah, tempat aku bisa selalu kembali tanpa merasa takut atau ragu."

Mereka kembali terdiam, meresapi keindahan malam yang sempurna di hadapan mereka. Angin malam menyapu lembut, menghembuskan aroma laut yang segar.

"Kamu tahu, Bayu," ujar Dea sambil menundukkan pandangannya, "kadang aku juga takut. Takut kalau-kalau ada hal yang bisa memisahkan kita. Dunia ini penuh kejutan, dan kadang tidak semuanya menyenangkan."

Bayu menggenggam tangan Dea lebih erat. "Dea, apa pun yang terjadi nanti, kita punya momen ini. Dan selama kita berusaha sekuat mungkin, aku percaya nggak ada yang bisa meruntuhkan cinta kita."

Dea mengangguk pelan. "Ya, aku akan selalu percaya pada kita, pada semua yang sudah kita bangun bersama."

Bayu lalu mengeluarkan sebuah kalung kecil dari sakunya, dengan liontin berbentuk bintang laut yang mungil dan bersinar lembut di bawah cahaya bintang. Dia memakaikannya di leher Dea dengan hati-hati. "Ini... supaya kamu selalu ingat momen ini. Pantai ini, malam ini, dan janji kita."

Dea tersenyum terharu, lalu menyentuh liontin itu dengan lembut. "Terima kasih, Bayu. Kamu selalu tahu cara membuatku merasa dicintai."

Bayu menatapnya penuh rasa sayang. "Bukan hanya malam ini, Dea. Cinta ini bukan untuk sehari atau sesaat. Aku ingin mencintaimu selamanya, sampai langit dan laut ini jadi saksi bahwa cinta kita benar-benar abadi."

Dea memeluk Bayu erat, membiarkan air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Di tengah malam yang sunyi, mereka membiarkan perasaan mereka mengalir tanpa kata-kata. Cinta mereka menguat, mengukir janji yang tak terlihat, namun terasa dalam setiap tarikan nafas dan detak jantung.

Malam terus berlanjut, tetapi bagi Bayu dan Dea, waktu terasa melambat. Mereka tahu, meski dunia di luar akan terus berubah, cinta mereka akan tetap sama, abadi seperti ombak yang tak pernah berhenti menghampiri pantai.

Di Pantai Cermin yang indah, malam itu menjadi saksi sebuah kisah cinta yang akan hidup selamanya, terukir di hati mereka berdua, tak lekang oleh waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun