Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Senja di Pantai Cermin

31 Oktober 2024   18:12 Diperbarui: 31 Oktober 2024   18:17 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Janji Senja di Pantai Cermin
Oleh: Penadebu

Di tepi Pantai Cermin yang indah, Bayu dan Dea berdiri bersama, menatap luasnya laut yang memantulkan cahaya senja. Pantai ini bukan hanya tempat bagi mereka melepas penat, tetapi juga saksi perjalanan cinta mereka yang berliku. Sejak awal pertemuan di kota Perbaungan, mereka berdua saling mengenal dalam kesibukan, berbaur dengan hiruk-pikuk dan tantangan kehidupan kota. Namun, hati mereka terpaut, saling menumbuhkan rasa di tengah keramaian dan kesibukan.

Bayu, sosok yang tenang dan penuh pengertian, memberikan kehangatan yang dibutuhkan Dea. Sementara Dea dengan keceriaannya selalu mampu membuat Bayu merasa hidupnya lebih berwarna. Namun, cinta mereka tak selamanya berjalan mulus. Ada masa-masa sulit yang membuat mereka merasa ragu, ada perbedaan pendapat, dan bahkan jarak yang sempat memisahkan mereka. Namun, Pantai Cermin seolah menjadi tempat mereka selalu kembali untuk memperbarui cinta, mengingatkan mereka akan janji yang pernah mereka buat.

Di tengah perjalanan yang rumit, Bayu dan Dea memutuskan untuk saling memperjuangkan. Mereka mulai memahami bahwa cinta adalah tentang kesetiaan, pengertian, dan saling mendukung, bukan hanya saat keadaan senang tetapi juga di masa sulit. Mereka membangun kepercayaan satu sama lain, menguatkan hubungan yang telah mereka bangun dari awal.

Akhirnya, di Pantai Cermin, mereka berdua berdiri dengan penuh kebahagiaan. Dalam suasana senja yang hangat, Bayu menggenggam tangan Dea erat-erat, berjanji akan selalu berada di sisinya. Dea menatap Bayu dengan mata yang berbinar, merasakan cinta yang tulus dan abadi. Di sanalah, di Pantai Cermin, cinta mereka berlabuh, bersatu selamanya.

Pantai Cermin menjadi saksi peradaban cinta Bayu dan Dea, sebuah kisah cinta abadi yang akan terus hidup meski waktu terus berjalan. Kisah mereka bukanlah dongeng, melainkan kenyataan yang terbentuk dari ketulusan dan perjuangan bersama, hingga akhirnya mereka mencapai akhir yang bahagia.

Matahari mulai tenggelam di balik cakrawala, menyisakan semburat warna jingga di langit Pantai Cermin. Di tengah keheningan senja itu, Bayu dan Dea duduk berdampingan di atas pasir yang lembut, menatap lautan yang tenang.

Bayu menggenggam tangan Dea, mengusapnya perlahan, seakan ingin menenangkan setiap kegelisahan yang pernah menghantui mereka.

"Dea," kata Bayu lirih, memecah keheningan, "terima kasih sudah bertahan sejauh ini. Maaf kalau selama ini aku belum bisa menjadi yang sempurna buatmu."

Dea menoleh, senyum lembut tergurat di bibirnya. "Kamu tidak perlu sempurna, Bayu. Cukup menjadi kamu, itu sudah lebih dari cukup. Aku mencintaimu bukan karena kamu sempurna, tapi karena kamu apa adanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun