Di balik tawa penuh ironi
Ada rindu yang tak pernah mati
Setiap kerutan, setiap goresan
Adalah bukti, perjalanan Panjang.
Tak ada lagi dansa penuh gairah
Hanya langkah gemetar, tetapi setia
Berjalan bersama di jalan sunyi
Berdua, dalam diam yang penuh arti.
Kini menonton cucu bermain
Teringat masa muda yang menghilang
Tertawa melihat kebodohan sendiri
Menertawakan hidup yang semakin pelik.
Di malam yang dingin, pelukan hangat
Bukan karena cinta yang bergelora
Tapi karena ingin menghangatkan
Tubuh rapuh yang mulai renta.
Berkisah tentang masa lalu yang indah
Mengenang saat-saat penuh warna
Walau sekarang hanya abu-abu
Ada cinta yang tetap menyala.
Ah, hidup menua bersama
Sebuah komedi, sebuah tragedi
Namun di dalamnya, ada cinta sejati
Yang bertahan, dalam suka dan duka.
Kita tertawa, kita menangis
Dalam balada penuh sarkasme ini
Hidup menua bersama, dengan ironi
Namun selalu bersama, sampai akhir nanti.
Babulu, 26 Juli 2024
#Penadebu_Balada Menua Bersama