Cinta hadir di sela-sela pepohonan tua,
Seperti air sungai mengalir tanpa henti,
Namun hati seringkali terluka,
Mengabaikan cinta sejati, mengejar bayangan tak pasti.
Di tepi hutan, batu gunung berdiri tegap,
Menjaga sejarah ribuan tahun terpahat,
Setiap lekuk dan retak bercerita tentang masa,
Kita lalai, tak mendengar kisahnya yang bijak.
Di kaki gunung, cinta bersemayam dalam damai,
Menyatu dengan alam, tanpa syarat dan prasangka,
Kita sering mencemari dengan ambisi,
Mengotori kesucian, kehilangan arti sejati.
Nikmat hutan, cinta, dan batu gunung,
Harta tak ternilai yang kerap kita sia-siakan,
Mungkin saatnya kita kembali merenung,
Mensyukuri setiap momen yang Tuhan titipkan.
Di bawah naungan hutan lindung yang megah,
Mari kita genggam cinta dengan tulus,
Hargai batu gunung yang tegar dan tabah,
Nikmat yang tersia-sia, kini kita sadari dan pupus.
Babulu, 25 Mei 2024
#Penadebu_Nikmat yang Tersia-sia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI