Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tawakal di Pelataran Lebaran

11 April 2024   08:09 Diperbarui: 11 April 2024   08:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar_Screnshot Dokpri

"Tawakal di Pelataran Lebaran"
Oleh: Penadebu

Hening pagi lebaran yang suci,
Pandang langit biru berseri,
Hati pun bawa seribu makna,
Damai dalam berserah pada Yang Maha Kuasa.

Mari, saudaraku, di tengah hiruk-pikuk,
Berkumpul dalam sejuknya suasana,
Letakkan di sini beban dan duka,
Bersama-sama kita meraih kebahagiaan.

Lewati dengan senyum dan doa yang tulus,
Setiap liku dan jalan yang berliku,
Sebab tiada guna meratapi yang telah berlalu,
Biarlah keikhlasan mengalir dalam jiwa.

Bersama langkah pasti, kita melangkah,
Menyongsong masa depan yang cerah,
Kita berharap dan berusaha,
Menuju versi terbaik dari diri kita sendiri.

Di tengah riuhnya kereta suci lebaran,
Kita sama-sama menunggangi kuda harapan,
Mengarungi padang gersang dan lautan emosi,
Menuju oasis damai dalam jiwa yang sejati.

Biarkan kejernihan air zam-zam membasuh hati,
Menghapuskan kesedihan dan lara yang menghantui,
Seperti rendang yang melumer di lidah,
Mari kita lepaskan beban pada Sang Maha Pencipta.

Di bawah bayang-bayang ketupat dan ketan,
Kita bergandengan tangan meraih kesempatan,
Seperti pelita yang menerangi malam,
Biarlah keikhlasan mengarahkan langkah kita.

Teruslah berjalan, seperti seorang musafir,
Mencari sinar di ujung jalan yang kelam,
Bersama kita membangun kisah abadi,
Menuju versi terbaik dalam perjalanan hidup yang penuh makna.


Di tengah deru ketupat dan suguhan lezat,
Kita merajut mimpi di atas hamparan sajadah,
Seindah hiasan kembang di pelataran,
Kita menaburkan doa dalam pelukan rahmat-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun