Di ufuk timur, subuh pun berseri,
Mentari terbit dengan gemulainya,
Langit pun bersorak dalam keindahan,
Subuh, oh subuh, pesona yang tiada tara.
Di bawah naungan pohon cempokak yang setia,
Subuh datang menyapa dengan lembutnya,
Daun-daunnya bergoyang dalam kicauan pagi,
Seakan memuja kebesaran Sang Pencipta.
Pohon cempokak tersenyum dalam embun pagi,
Menyambut datangnya sang embun subur,
Subuh memeluknya dengan hangatnya,
Seolah mengucap syukur atas nikmat yang berlimpah.
Awan-awan berarak di langit biru,
Matahari pun tersenyum di baliknya,
Pohon cempokak merasakan sentuhan hangat,
Subuh membelai dengan lembutnya.
Akarnya menari-nari dalam kebahagiaan,
Meratapi keindahan alam yang memesona,
Subuh membawa pesan kehidupan yang baru,
Di bawah pohon cempokak yang megah.
Subuh membangkitkan semangat di alam,
Pohon cempokak pun merasakannya,
Dengan riang ia merayakan kedatangan pagi,
Dalam pelukan subuh yang hangat.
Di antara cabang-cabangnya yang rimbun,
Burung-burung berkicau riang menyambut subuh,
Pohon cempokak menjadi saksi bisu,
Akan kebesaran Sang Pencipta yang tiada tara.
Subuh membelah langit dengan gemulainya,
Pohon cempokak menyaksikannya dengan setia,
Seolah mengajarkan keindahan alam semesta,
Yang mengagumkan dan mempesona.
Di bawah naungan pohon cempokak yang setia,
Subuh dan alam bersatu dalam harmoni,
Menyambut datangnya pagi yang penuh berkah,
Di bawah sinar mentari yang gemulai.
Babulu, 15 Maret 2024
#Penadebu-Puisi Bebas_Subuh dan Pohon Cempokak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H