Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menakar Sebuah Prinsip

24 September 2023   05:20 Diperbarui: 24 September 2023   06:50 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

5.Jadikan Ini Sebagai Pelajaran:
Ambillah pengalaman ini sebagai pelajaran berharga. Gunakan situasi ini untuk tumbuh dan memperkuat komitmen Anda terhadap prinsip-prinsip Anda. Pertimbangkan bagaimana Anda dapat mengelola harapan Anda dan mempersiapkan diri untuk situasi serupa di masa depan.

6.Cari Dukungan:
Temukan grup atau komunitas yang memiliki nilai-nilai serupa dengan Anda. Bergabunglah dengan kelompok-kelompok ini untuk mendapatkan dukungan emosional dan pengakuan atas prinsip-prinsip yang Anda anut.

7.Terus Lanjutkan dan Tetap Kuat:
Jangan biarkan pengalaman ini menghentikan semangat atau komitmen Anda. Teruskan perjuangan untuk apa yang Anda yakini dengan kekuatan dan integritas. Dalam jangka panjang, konsistensi dalam memegang prinsip akan membawa penghormatan dan pengakuan yang tulus dari orang-orang di sekitar Anda.

Cara-cara menghadapi situasi di mana kita berjuang namun banyak yang mengabaikan, dengan penekanan pada pertumbuhan pribadi dan hubungan dengan orang lain:

1.Budayakan Keterbukaan Terhadap Umpan Balik:
Jangan takut untuk meminta umpan balik dari orang-orang terpercaya, terutama mereka yang mungkin memiliki wawasan tentang situasi ini. Terima umpan balik dengan hati terbuka dan gunakan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

2.Bangun Jaringan Dukungan yang Kuat:
Temukan dan kembangkan hubungan dengan orang-orang yang menghargai dan mendukung prinsip-prinsip Anda. Jaringan dukungan ini dapat memberikan pengakuan dan dorongan yang diperlukan ketika Anda merasa diabaikan. Saling memberi dukungan juga dapat membantu membangun rasa percaya diri.

3.Bersikap Sabar dan Bertahan:
Kesabaran adalah kunci. Teruskan perjuangan dan berikan waktu untuk orang lain memahami atau menghargai upaya dan komitmen Anda. Tidak semua pengakuan datang dengan cepat, tetapi kesabaran dan ketekunan dapat membuka pintu-pintu yang tidak terduga.

4.Kenali Prioritas dan Batasi Energi:
Sadari bahwa waktu dan energi adalah sumber daya berharga. Identifikasi prioritas utama dan alokasikan waktu dan usaha dengan bijak. Terkadang, mengabaikan atau tidak mendapat pengakuan bisa menjadi tanda untuk merefleksikan kembali di mana seharusnya Anda fokuskan energi Anda.

5.Belajar untuk Melepaskan Ekspektasi:
Bebaskan diri dari harapan yang terlalu tinggi terhadap pengakuan dari orang lain. Mengandalkan pengakuan eksternal sebagai satu-satunya penilai kesuksesan atau nilai dari prinsip-prinsip Anda dapat mengakibatkan kekecewaan yang berlebihan. Belajarlah untuk menilai diri sendiri berdasarkan tekad dan integritas pribadi.

6.Kembangkan Keterampilan Komunikasi:
Tingkatkan keterampilan komunikasi Anda untuk lebih efektif dalam menyampaikan nilai-nilai dan pencapaian Anda kepada orang lain. Bisa jadi kurangnya pengakuan berasal dari ketidakmampuan dalam menyampaikan dengan jelas apa yang Anda lakukan dan mengapa hal itu penting.

7.Jaga Keseimbangan Emosi:
Atasi rasa kecewa atau frustrasi dengan cara yang sehat. Melalui meditasi, olahraga, atau kegiatan kreatif, temukan cara untuk menjaga keseimbangan emosi Anda sehingga Anda dapat menghadapi situasi ini dengan kepala dingin dan hati yang tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun