Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Phubbing

31 Agustus 2023   15:09 Diperbarui: 31 Agustus 2023   15:10 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Phubbing: Menghargai Interaksi Manusia Lebih dari Gadget

Oleh: Penadebu

Phubbing adalah istilah yang muncul pada tahun 2012, diciptakan oleh seorang ahli bahasa Australia bernama Alex Haigh. Istilah ini mengacu pada perilaku di mana seseorang sibuk dengan perangkat genggamnya (biasanya smartphone) sambil mengabaikan orang-orang di sekitarnya. Kata "phubbing" sendiri adalah singkatan dari kata "phone" (telepon) dan "snubbing" (mengabaikan). 

Fenomena phubbing telah menjadi semakin umum di era teknologi modern, dan istilah ini telah diadopsi dalam berbagai kampanye anti-phubbing di seluruh dunia.

Phubbing menciptakan situasi di mana orang-orang lebih fokus pada layar gadget mereka daripada berinteraksi dengan orang-orang yang berada di dekatnya. 

Contohnya adalah saat kita sedang berbicara dengan seseorang dan tangan kita terus-menerus sibuk dengan smartphone kita, atau ketika kita sedang makan malam dengan pasangan tetapi kita terus-menerus memeriksa ponsel kita setiap kali ada notifikasi.

Berikut adalah beberapa contoh yang menggambarkan bagaimana phubbing dapat menciptakan situasi di mana seseorang lebih fokus pada perangkat genggam mereka daripada berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya:

1.Pertemuan Keluarga yang Terabaikan: Bayangkan sebuah pertemuan keluarga yang penting, seperti ulang tahun nenek. Semua anggota keluarga berkumpul untuk merayakan, tetapi beberapa dari mereka terus-menerus mengecek ponsel mereka, memposting foto-foto atau sibuk dengan pesan teks, sehingga mereka tidak benar-benar hadir dalam momen tersebut.

2.Rendezvous yang Kurang Romantis: Seorang pasangan yang sedang berkencan di restoran mewah, namun satu atau kedua belah pihak terus-menerus terganggu oleh notifikasi dari ponsel mereka. Bahkan ketika mereka berbicara, perhatian mereka lebih tertuju pada layar daripada pada satu sama lain.

3.Rapat Bisnis yang Kurang Produktif: Di lingkungan bisnis, phubbing bisa merusak produktivitas pertemuan dan mengganggu komunikasi antar rekan kerja. Ketika beberapa peserta rapat terlalu asyik dengan ponsel mereka, hal ini dapat menghambat aliran ide dan diskusi yang efektif.

4.Ketidakpedulian terhadap Teman: Saat seorang teman berbicara tentang masalah pribadi atau penting dalam hidupnya, phubber (orang yang melakukan phubbing) terlalu terfokus pada ponselnya untuk memberikan dukungan atau mendengarkan dengan baik. Teman yang berbicara merasa diabaikan dan kurang dihargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun