Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada 3 Puisi

11 Juli 2023   05:18 Diperbarui: 11 Juli 2023   05:21 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cottontail kembali dengan semangat yang baru,
Ia bercerita tentang pengalaman yang ia temui,
Kelinci-kelinci lain menerima ceritanya dengan hangat,
Mereka berpesta dan bersuka cita, tak ada keraguan yang tersisa.

Dalam balada kelinci percobaan suka-suka,
Cottontail belajar untuk menerima perbedaan,
Ia menemukan keberanian dan kebijaksanaan,
Di dalam petualangan yang membawanya pada kebijaksanaan.

Babulu, 11 Juli 2023

##

Balada: Kelinci Itu Bukanlah Sekolah Penggerak
Oleh: Penadebu

Kelinci itu melompat dengan riang,
Namun ia tak tahu arah yang jelas,
Ia bukanlah sekolah penggerak,
Hanya ingin terus bergerak tanpa henti.

Dalam kegembiraannya yang meluap-luap,
Kelinci itu mengabaikan batas dan kendali,
Ia terlena dengan suka-suka yang ia rasakan,
Namun tak sadar bahwa arahnya kabur dan tak pasti.

Ia tak tahu mengapa ia bergerak,
Tak ada tujuan yang ia genggam erat,
Hanya berlari tanpa henti dan ragu,
Seolah-olah mengejar bayang-bayang yang tak terlihat.

Kelinci itu bukanlah sekolah penggerak,
Yang memiliki visi dan misi yang jelas,
Ia tak memperdulikan pembinaan dan bimbingan,
Hanya terus melompat dengan sikap yang tak terduga.

Ikhlas, itulah yang kelinci itu tunjukkan,
Meski ia bergerak tanpa arah yang jelas,
Ia tetap melompat dengan hati yang terbuka,
Menyadari bahwa suka-suka takkan selalu mengarahkan.

Satire terlukis dalam cerita kelinci itu,
Sebuah pengingat bagi kita semua,
Bahwa tanpa arah dan tujuan yang jelas,
Kita hanya akan berputar-putar tanpa henti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun