Mohon tunggu...
Sutrisno Penadebu
Sutrisno Penadebu Mohon Tunggu... Penulis - Menulis menebar kebaikan, Menulis apa saja bila ide datang

Sutrisno dengan nama pena Penadebu, ASN di Babulu kabupaten Penajam Paser Utara. Menulis di beberapa media baik cetak maupun online telah menerbitkan beberapa jurnal, prosiding, dan beberapa buku. Kini menjadi pengurus organisasi profesi. Menjadi instruktur lokal dalam kegiatan menulis dan guru inti. Sutrisno dapat dihubungi di: 1. HP/Wa : 081253791594 2. Facebook : Sutrisno babulu 3. Email : sutrisnok809@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jejak Bahasa Paser: Perjalanan Seorang Guru Muda

28 Mei 2023   05:51 Diperbarui: 28 Mei 2023   06:42 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Marta kaca mata hitam berdiri bersama sohib-hosibnya_(Dokumen WA pribadi)

(Tabe-Tabe)

Bu Marta, seorang guru muda bersemangat tinggi, tinggal di daerah terpencil Kabupaten Paser. Dia adalah seorang pendidik yang penuh semangat dan tekad untuk mengembangkan budaya dan bahasa daerahnya. Oleh karena itu, ketika dia mendengar tentang pelatihan modul ajar Revitalisasi Bahasa Paser, dan diberikannya tugas dia langsung mendaftar dan diikutkan tanpa ragu.

Pada tanggal 23 hingga 26 Mei, Bu Marta mengikuti pelatihan tersebut di Hotel Bumi Paser di kota tersebut. Namun, sesampainya di sana, dia merasakan adanya keanehan yang menghampirinya. Pertama-tama, ketika dia pergi ke kamar mandi, dia terkejut melihat kloset duduk yang tidak biasa. Bentuknya aneh, seperti kloset masa depan yang dia hanya pernah lihat dalam film fiksi ilmiah.

Kejutan berikutnya muncul saat dia mencoba mengeringkan rambutnya dengan menggunakan hair dryer. Namun, alat itu tidak seperti hair dryer biasa. Ada beberapa tombol dan fitur yang dia tidak pernah lihat sebelumnya. Rasa penasaran membuatnya bertanya-tanya apa sebenarnya tujuan dari alat tersebut.

Meskipun terganggu oleh kejanggalan di hotel, semangat Bu Marta tidak luntur. Dia tetap bersemangat mengikuti pelatihan dan berusaha keras memahami modul ajar Revitalisasi Bahasa Paser. Di tengah keasyikannya, dia tidak bisa menahan diri untuk berbagi cerita tentang perjalanannya menuju pelatihan tersebut.

Bu Marta bercerita tentang perjalanan yang penuh liku dan tantangan. Dia menceritakan tentang jalan berlumpur dan berbatu yang harus dilaluinya. Namun, tidak ada halangan yang dapat menghentikannya. Dia melangkah dengan semangat dan menggunakan sepatu boat andalannya yang telah menjadi temannya selama bertahun-tahun.

Dalam perjalanan tersebut, Bu Marta juga berbagi pengalaman inspiratif dengan orang-orang di sepanjang jalan. Dia bertemu dengan penduduk setempat yang dengan bangga menggunakan bahasa Paser dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mengajarkan dia kata-kata dan frasa-frasa khas yang membantu memperkaya modul ajar yang akan dia kembangkan setelah pelatihan.

Setelah pelatihan selesai, Bu Marta kembali ke daerahnya dengan semangat yang membara. Dia berkomitmen sepenuh hati untuk mengembangkan bahasa Paser dan melestarikannya di kalangan generasi muda. Dia menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan untuk menciptakan modul ajar yang menarik dan mudah dipahami.

Bu Marta bekerja sama dengan sesama guru dan komunitas lokal untuk melaksanakan program pembelajaran bahasa Paser. Dia mengadakan kelas-kelas, lokakarya, dan acara budaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kecintaan terhadap bahasa Paser. Dia juga menggunakan media sosial dan platform online untuk membagikan materi pembelajaran kepada lebih banyak orang.

Tak lama kemudian, program yang dikembangkan oleh Bu Marta mulai menarik perhatian banyak orang. Bahkan, beberapa media lokal tertarik untuk meliput kegiatan tersebut. Dengan semakin luasnya penyebaran informasi, masyarakat mulai menyadari pentingnya menjaga dan mengembangkan bahasa Paser sebagai identitas budaya mereka.

Tidak hanya mengajar di sekolah, Bu Marta juga mendirikan kelompok belajar komunitas yang terbuka untuk semua orang yang ingin mempelajari bahasa Paser. Di kelompok ini, dia memberikan pengajaran secara interaktif, menggunakan berbagai metode dan materi yang menarik agar pembelajaran bahasa Paser menjadi menyenangkan.

Selama perjalanan mengembangkan bahasa Paser, Bu Marta menghadapi berbagai tantangan. Ada saat-saat ketika semangatnya teruji, terutama ketika beberapa orang meragukan upayanya atau ketika dia menghadapi kendala keuangan. Namun, dia tidak menyerah dan terus melanjutkan perjuangannya dengan keyakinan dan tekad yang kuat.

Melalui dedikasi dan kerja keras Bu Marta, bahasa Paser mulai mendapatkan perhatian yang lebih luas. Banyak orang dari dalam dan luar daerah tertarik untuk mempelajarinya dan menjadikannya bagian dari kehidupan mereka. Modul ajar yang dikembangkan oleh Bu Marta selama mengikuti pelatihan menjadi panduan yang berharga bagi para pengajar bahasa Paser di berbagai sekolah.

Tidak hanya itu, bahasa Paser juga mulai digunakan dalam acara-acara resmi di daerah tersebut. Pemerintah setempat menyadari pentingnya melestarikan bahasa dan budaya daerah, sehingga mereka mendukung upaya Bu Marta dengan menyediakan dana dan sumber daya yang dibutuhkan.

Dalam beberapa tahun, bahasa Paser lmbat laun berhasil mengalami revitalisasi yang signifikan. Banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat yang kini menggunakan bahasa Paser secara aktif dan bangga akan warisan budaya mereka. Bahasa itu kembali menjadi bagian hidup sehari-hari dan diteruskan kepada generasi mendatang.

Bu Marta, sebagai guru muda yang tidak kenal lelah, merasa bangga dengan pencapaian ini. Perjalanan yang dimulainya di pelatihan Revitalisasi Bahasa Paser telah membawanya pada suatu pengalaman yang tak terlupakan. Dalam perjalanannya, dia tidak hanya mengajar dan menginspirasi orang lain, tetapi juga belajar banyak tentang kekuatan tekad, semangat, dan komitmen untuk mengubah sesuatu yang dianggap penting.

Akhirnya, Bu Marta menjadi inspirasi bagi banyak orang di daerahnya. Kisahnya tentang perjuangannya untuk mempertahankan dan mengembangkan bahasa Paser menjadi legenda yang diceritakan dari generasi ke generasi. Ia membuktikan bahwa dengan kegiatan tersebut banyak mendapatkan manfaat.

Keinginan dan komitmen yang kuat, seorang individu mampu mengubah takdir suatu bahasa dan budaya. Bu Marta menjadi contoh nyata bahwa satu orang dapat memiliki pengaruh yang besar dalam menjaga dan memperkuat identitas budaya sebuah komunitas.

Dalam perjalanan hidupnya, Bu Marta tidak hanya menjadi guru yang hebat, tetapi juga seorang pejuang budaya. Ia terus bekerja keras untuk menjaga keberlanjutan bahasa Paser dengan mengajarkannya kepada generasi muda. Bahkan, pengabdiannya tidak berhenti di batas Kabupaten Paser. Ia berbagi pengetahuannya dengan komunitas bahasa daerah lainnya, menciptakan jaringan kerjasama yang kuat antara pendidik dan pemelihara budaya.

Seiring berjalannya waktu, Bu Marta mendapatkan pengakuan yang pantas atas dedikasinya. Ia sangat pantas untuk dianugerahi penghargaan oleh pemerintah pusat dan daerah atas kontribusinya dalam melestarikan bahasa dan budaya daerah. Namun, bagi Bu Marta, penghargaan bukanlah tujuan akhir, melainkan bukti bahwa perjuangannya dihargai dan bahasa Paser semakin mendapatkan tempat yang pantas di hati masyarakat.

Kisah Bu Marta menginspirasi banyak orang di seluruh negeri. Guru-guru muda lainnya terinspirasi oleh semangatnya dan mulai mengadopsi pendekatan serupa untuk mengembangkan bahasa dan budaya daerah mereka. Semakin banyak komunitas yang bangkit untuk mempertahankan identitas mereka dan menghormati warisan budaya yang tak ternilai.

Tentu saja, perjuangan untuk melestarikan bahasa dan budaya tidaklah selesai. Meskipun bahasa Paser telah mengalami revitalisasi yang luar biasa, masih ada tantangan dan ancaman yang perlu dihadapi. Namun, dengan semangat dan tekad seperti Bu Marta, masyarakat Kabupaten Paser yakin bahwa bahasa dan budaya mereka akan terus berkembang dan mekar di masa depan.

Dan di tengah keberhasilan ini, Bu Marta mengingatkan semua orang bahwa bahasa dan budaya adalah harta karun yang harus dijaga dan dirawat. Kita semua memiliki peran penting dalam melestarikan warisan budaya kita sendiri dan menghormati warisan budaya orang lain. Melalui kisah perjuangan Bu Marta, kita belajar bahwa satu individu dapat membuat perbedaan besar dan bahwa setiap upaya kecil pun memiliki arti yang penting dalam mewujudkan perubahan yang berarti.

Akhirnya, kisah  ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk menghargai dan menjaga warisan budaya kita sendiri. Bu Marta adalah satu contoh dari sekian sahabat-sahabatku guru muda lainnya di Kabupaten Paser_PPU untuk terus mengembangkan Bahasa Daerahnya menuju IKN kota modern.(Penadebu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun