Oleh: Penadebu
Suatu pagi di bulan Ramadan, Rara terbangun lebih awal dari biasanya. Si kecil ini berkeliling dari kamar ke kamar membangunkan tantenya, membangunkan Mbah Kakungnya untuk makan sahur.
"Ante... anyun, ante anyun" kemudian dilanjut ke kamar kami, "Apuung anyun, Apuung, anyun."
Dia sangat senang karena dia akan berpuasa di bulan yang penuh berkah ini.
Bahagianya kami karena cucu pertama selalu hadir membangunkan keliling dari kamar ke kamar. Ekspresi polos anak yang baru saja belajar berjalan. Rara kecerdasannya di atas rata-rata.
"Rara dijaga agar umur 0-5 tahun jangan pernah sakit. Hasil penelitian dari sekian anak yang genius umur 0-5 tahun tidak pernah mengalami masa sakit. Karena memang pada masa itulah perkembangan otak dan lain-lain sangatlah menentukan. Walau tidak kalah penting doa dari kedua orang tua."
"Apalagi Rara saat ini sudah mulai terlihat jelas. Jangan sampai keliru dalam mendidik. Anak dibiarkan main gawai seharian. Atau bahkan sampai kecanduan."
Rara selalu memberi kejutan kejutan, terutama dalam bahasa verbalnya, sudah mulai belajar berbicara dan berinteraksi dengan orang tuanya dan keluarga lainnya. Kadang bahasa baru kita dibikin tertegun memikirkan apa yang dia maksud. Simbah putrinya pagi itu memutuskan untuk membuat kejutan agar dia tidak marah-marah lagi saat orang tuanya berpuasa. Dia pergi ke pasar untuk membeli mainan edukatif dan kembali ke rumah agar tidak mengganggu saat Mbah Putrinya memasak. Hari ini Rara ditekankan belajar untuk tidak marah atau emosi saat bermain dengan teman-temannya. Ataupun terhadap orang tuanya.
Ada beberapa tips yang bisa membantu anak agar tidak mudah marah saat bergaul, di antaranya:
Mengajari anak untuk mengenali dan mengelola emosinya: Anak yang dapat mengenali emosinya dan mengelolanya dengan baik, akan lebih mampu mengendalikan kemarahannya. Anda bisa mengajarkan anak untuk menyebutkan perasaannya, misalnya sedih, kesal, atau marah. Kemudian, bantu anak untuk menemukan cara yang tepat untuk mengatasi emosinya.
Memberi contoh perilaku yang baik: Anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, Anda perlu memberi contoh perilaku yang baik saat sedang menghadapi situasi yang menantang atau membuat Anda kesal. Dengan demikian, anak akan belajar bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi kemarahan dan tidak mudah marah saat bergaul.
Mengajari anak untuk berkomunikasi dengan baik: Anak yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, akan lebih mudah untuk mengekspresikan perasaannya tanpa harus marah. Anda bisa mengajari anak untuk menggunakan kalimat yang sopan dan memperhatikan intonasi suara saat berbicara.
Mendorong anak untuk memahami sudut pandang orang lain: Kadang-kadang, anak marah karena tidak memahami sudut pandang orang lain. Anda bisa membantu anak untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain, sehingga dia bisa memahami perasaan dan pikiran orang lain. Dengan begitu, anak akan lebih mudah untuk mengendalikan kemarahannya dan tidak mudah marah saat bergaul.
Memberi pujian saat anak berhasil mengendalikan kemarahannya: Ketika anak berhasil mengendalikan kemarahannya dan tidak marah saat bergaul, jangan lupa untuk memberi pujian. Hal ini akan memotivasi anak untuk terus belajar mengendalikan emosinya dan menumbuhkan rasa percaya diri yang positif.
Itulah beberapa tips yang bisa Anda terapkan untuk membantu anak agar tidak mudah marah saat bergaul. Selalu ingat, memberi teladan yang baik dan memotivasi anak dengan pujian adalah kunci penting dalam membentuk perilaku anak yang baik.
Babulu, 28 Maret 2023
#Penadebu_Ramadan6_Parenting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H