Oleh: Penadebu
Roda berputar tak pernah berhenti,
Menggelindingkan waktu dalam renti,
Tatap kosong,
Tatkla pikir mulai menjauh.
Kuikat waktu dalam jenak,
Menepi di pinggir jalan kepenatan,
Tetapi, apalah daya manusia ini,
Hanya mampu menyesuaikan diri.
Masa lalu yang indah,
Saat berbagi tawa dan canda,
Kini semuanya terasa hambar,
Saat kau telah pergi menjauh dariku.
Roda berputar terus berjalan,
Tanpa hiraukan apa yang kulalui,
Kini ku hanya bisa menatap kosong,
Dan berharap akan bertemu di waktu nanti.
Meskipun roda berputar tak henti-henti,
Dan waktu terus berjalan tanpa henti,
Namun rinduku padamu tak pernah pudar,
Setiap kali kuingat,
Hatiku masih teriris luka yang dalam.
Bila saja aku bisa memutar waktu,
Aku akan kembali ke saat kita bersama,
Kau dan aku tertawa bahagia,
Tak ada yang bisa menghentikannya.
Namun, sayang kita tak bisa mengendalikan roda ini,Â
Kita  hanya bisa menyesuaikan diri,
Menikmati setiap detik yang terlewatkan,Â
Dan berharap bertemu kembali di waktu yang akan datang.
Mungkin saja roda ini akan berputar kembali,
Dan waktu akan kembali berpihak pada kita,
Kita akan kembali merasakan bahagia yang dahulu pernah ada,
Dan semua rindu yang terpendam akan terobati.
Hingga saat itu,
Biarkanlah roda ini terus berputar,
Dan biarkan waktu terus berjalan,
Aku akan terus merindukanmu,
Dan menanti waktu yang tepat untuk bersama lagi.
Babulu, 6 Maret 2023
#Penadebu_Puisi_Bebas_Roda-yang_Berputar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H