Mohon tunggu...
Chandra Kurniawan
Chandra Kurniawan Mohon Tunggu... -

"Ikatlah ilmu dengan menuliskannya." (Imam Ali Ra.) Pengasuh anak yatim yang senang membaca dan menulis. Telah menulis 32 Jilid buku. Tulisannya pernah dimuat di beberapa surat kabar dan majalah seperti Republika, Annida, Sabili, dan Ghoib. (http://abu-farras.blogspot.com/)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Zona Mabuk Politik

4 Oktober 2011   20:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:20 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada rentang waktu tahun 2006 - 2009, saya senang menulis masalah-masalah politik. Tapi saat ini saya tidak terlalu suka. Saya lebih banyak menulis sesuatu yang bisa membuat saya lebih baik. Sudah cukup kiranya berita-berita, analisis dan ulasan-ulasan tentang politik dibahas di televisi-televisi, koran-koran, majalah-majalah, dan situs-situs internet, sehingga rasa-rasanya membuat saya mual. Mungkin karena inilah saya tidak pantas menjadi seorang pengamat politik yang setiap hari berbusa-busa bicara tentang politik.

Saya melihat dunia politik kita saat ini seperti lingkaran setan. Kasus demi kasus besar terjadi dan hampir tidak ada penyelesaiannya. KPK menurut saya sudah mandul, terutama setelah ditangkapnya Antashari Azhar. Kalau dipikir-pikir, mungkin benar juga survei LSI baru-baru ini, yang menyebutkan tingkat kepuasan terhadap kinerja KPK semakin menurun dari waktu ke waktu. Lihat saja, belum selesai kasus Century, datang lagi kasus mafia pajak. Belum selesai kasus Century dan mafia pajak, datang lagi kasus wisma atlet. Belum selesai kasus Century, mafia pajak, dan wisma atlet, datang lagi kasus kemenakertrans. Dan tampaknya masih banyak lagi kasus-kasus baru yang akan muncul. Menurut saya, KPK itu seperti sekelompok orang yang sedang mengerjakan tugas tapi semua tugas itu tidak pernah terselesaikan dengan baik; baik di awal, tapi buruk di akhir. Seperti permainan bola, dari belakang ke depan bermain cantik, tapi penyelesaian akhirnya buruk. Mungkin saja hal ini terjadi karena masyarakat terlalu membebankan tugas-tugas pemberantasan korupsi kepada KPK, sedangkan aparat berwenang yang lain tidak diperbaiki. Saya melihat ini sebagai kondisi yang tidak menguntungkan bagi pemberantasan korupsi.

Setahu saya, tugas KPK itu sementara. Bila aparat berwenang seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan sudah pulih dari penyakit kronisnya, memang lebih baik dibubarkan agar pemberantasan korupsi tidak tumpang tindih. Tapi, kapan KPK dibubarkan? Apakah kita melihat ada perbaikan kinerja pihak kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan aparat terkait? Salah satu PR pemerintah yang menurut saya belum ada tindak lanjutnya adalah memperbaiki kinerja aparat-aparat penegak hukum. Jadi ini mungkin salah satu kekurangan pemerintah SBY-Boediono kalau tidak dikatakan sebagai keburukan.

Ah, jadi bicara tentang politik. Sedikit saja ya. Inilah uneg-uneg saya. Inilah tulisan pertama saya tentang politik di kompasiana. See You Next Time, politic!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun