Mohon tunggu...
Faiq NoorFadlillah
Faiq NoorFadlillah Mohon Tunggu... Freelancer - PC IPNU Brebes, Public Relations

Bersama Belajar, Bersama Membaca, Bersama Mendunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengalaman, Sang Maha Guru Sejati

18 April 2020   06:00 Diperbarui: 18 April 2020   06:19 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang pengalaman, setiap orang pasti memiliki pengalaman. Pengalaman pernah melakukan apa, pengalaman pernah kemana, pengalaman dengan siapa, dan masih banyak lagi. Dengan adanya pemaknaan yang luas, pengalaman ada yang mengkategorikan menjadi pengalaman baik dan pengalaman buruk.

Menurut Notoatmojo, pengalaman adalah pengamatan yang merupakan kombinasi penglihatan, penciuman, pendengaran serta pengalaman masa lalu. Secara ringkas, pengalaman dapat disimpulkan sebagai kejadian yang pernah dialami dan disimpan dalam memori.

Saat saya kelas 4 SD, pembina pramuka saya pernah berkata "Pengalaman merupakan guru yang terbaik, maka jangan sia-siakan ketika ada kesempatan untuk mendapatkan pengalaman". Waktu itu saya diberi kesempatan untuk menjadi utusan lomba hafalan surat pendek pada saat pelaksanaan perkemahan tingkat kecamatan. Pada awalnya menolak, karena melihat kemampuan diri sendiri yang masih malu tampil di depan umum. Namun, ketika pembina telah memberikan dukungan bahwa pengalaman merupakan guru yang terbaik. Saya mengambil kesempatan tersebut.

Hari pelaksanaan tiba, waktu itu setiap peserta diberi lima pertanyaan acak tentang surat-surat pendek. Kemudian terdengar dari pengeras suara, namaku dipanggil. Dengan langkah yang hampir ragu, akhirnya saya mampu naik keatas podium yang telah disiapkan. 

Tantangan pertama, Surat Al-Asr. Mampu dilewati. Kedua, hingga keempat semuanya lancar. Tantangan kelima dewan juri menyebutkan Surat Al-kafirun. Dengan penuh semangat saya menjawab dengan melafalkannya. FYI, Surat ini terdapat dua ayat yang sama. Sehingga, apabila tidak fokus akan mengalami kebingungan. Dan itupun terjadi. Saya muter-muter membaca dua ayat yang sama dengan berulang kali. Akhirnya saya gagal dalam perlombaan tersebut.

Dengan adanya pengalaman tersebut, saya belajar untuk memperbaiki hafalan surat-surat pendek. Ilmu baru yang mungkin tidak akan pernah saya dapatkan ketika dulu saya tolak kesempatan yang diberikan oleh pembina pramuka.

Saya membuktikan bahwa, pengalaman memang benar merupakan guru terbaik. Kesimpulan yang saya dapatkan hingga hari ini tentang pengalaman adalah tidak ada yang namanya pengalaman baik dan pengalaman buruk. Pengalaman adalah guru, bagaimana cara pandang kita dalam menyikapinya. Mampukah untuk belajar dari pengalaman, atau menyesali dengan tidak ada perubahan sama sekali.

Faiq KBC-48

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun