Mohon tunggu...
Andi Idhil
Andi Idhil Mohon Tunggu... -

Sarjono 1 di Malang, Sarjono 2 di Perancis sama Italy, dan Sarjono terakhir di Swiss

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Orang-orang Nuklir

24 Januari 2010   22:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:17 1141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi seorang professor yang juga dari karlsruhe merasa keberatan dan menentang usulan tersebut. Alasan utamanya adalah, proyek tersebut dibiayai oleh Uni eropa yang pajaknya dari masyarakat eropa, oleh karena itu seluruh aktifitas riset tersebut harus dilakukan untuk kepentingan masyarakat uni eropa termasuk dalam membelanjakan dana riset tersebut sehingga tidak ada alasan untuk membelanjakan dana riset tersebut ke negara jepang apalagi melaporkan hasil riset ke jepang karena ini merupakan riset strategis. Perdebatannya berlangsung cukup seru, ada juga yang tidak setuju tapi karena jadwal eksperimen harus jalan tahun ini maka terpaksa dia menerima. Ada yang setuju dengan alasan semata mata untuk sains tapi tampaknya professor yang tidak setuju ini cukup berpengaruh sehingga masalah pengadaan material ini akan dibawa ke rapat komite sains untuk mengambil keputusan. termasuk alokasi dana yang diperkirakan mencapai 80K - 100 K Euro (dalam hati saya mikir, lebih mahal biaya komputer DPR, renovasi pagar istana, biaya jalan jalan DPR). yang past bulan maret sudah harus ada keputusan sehingga proyek riset tidak tertunda.

Cukup menarik mengamati perdebatan mereka, Mungkin mereka nggak sadar bahwa ada beberapa orang non-eropa yang kebetulan diikutkan dalam pertemuan tersebut yang sebenarnya menurut saya beberapa argumen yang dilontarkan cukup sensitif. Tapi secara umum perdebatan itu berlangsung menarik, dan terkendali meskipun terlihat ada beberapa peserta terlihat meninggikan suaranya untuk mempertahankan argumentasinya. Argumen argumen dari sisi sains, teknis, politis serta ekonomi dikemukakan dengan tegas, berbobot  untuk menguatkan pendapat, ini karena didukung oleh pengalam serta pengetahuan mereka yang baik dalam bidang ini. kadang ada peserta yang menggeleng gelengkan kepala jika tidak setuju tapi secara umum debat tetap terkontrol, tidak ada aksi lempar lemparan kursi, saling pukul, membodoh bodohi seperti debat debat yang sering terjadi di Indon esia. Biasanya debat debat tidak sehat ini sering terjadi di rapat rapat organisasi kepemudaan, HMI, mahasiswa, ormas bahkan dpr sendiri.

Menyaksikan perdebatan sengit mereka, saya kembali ingat ingat Indon esia. Bahwa sebenarnya Indon esia kita memiliki kekayaan material atau mineral atau unsur unsur yang luar biasa tapi sayangnya penambangannya dan pengelolalaannya diberikan kepada asing. Contoh paling menyakitkan ya pengelolaan sumber tembaga dan emas di papua yang dengan bodohnya diberikan ke Freeport untuk jangka waktu berpuluh tahun, ini belum termasuk tambang timah, nikel, emas lainnya yang sebenarnya kalau kita olah sendiri, diekstrak sendiri, lalu dijadikan barang bernilai tambah maka akan memiliki dampak SISTEMIK yang bagus yang bisa menambah lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan orang indon esia sehingga orang INDON esia tidak perlu lagi jauh jauh pergi ke malaysia bekerja mencari uang yang ujung ujungnya juga bakalan disiksa, diperkosa, atau bahkan dibunuh.

tapi tampaknya pemerintah INDON esia lebih memilih jalur instan (UTANG) dan jual aset negara untuk mendapatkan uang plus menarik pajak tinggi kepada masyarkat yang sebenernya pendapatannya juga pas pasan.

wah udah ngelantur ... balik ke topik lagi

Hari ketiga masih lanjut dengan laporan dan presentasi bidang eksperiment tidak seperti hari kedua, presentasi hari ketiga hanya diwarnai perdebatan masalah hasil sementara eksperiment yang telah dilakukan. Pasalnya Ibu koordinator yang orang Italia tidak percaya kok material baru tersebut performa mekanisnya tidak sesuai dengan yang diharapkan bila mengalami radiasi dan stress tingkat tinggi. Tapi ya menurut pembicara, ini hasil eksperimen, dilaporkan apa adanya. bisa saja ada yang keliru dari metode pembuatannya sehingga mikrostrukturnya harus dikaji lebih dalam lagi, demikian pula metode produksinya.

Yang menarik di hari ketiga ini, adalah hadirnya wakil dari Rusia yang bertindak sebagai partner untuk menguji material untuk kadar radiasi yang lebih tinggi dan bervariasi. Partnership ini cukup kompleks karena harus melibatkan persetujuan dari beberapa negara. Kerumitannya terletak pada birokrasi antara pihak Italia dan Belgia yang menerapkan standar berbeda dalam hal persetujuan partnership intinya pihak Rusia telah menyetujui perjanjian, sisa menunggu persetujuan pihak Laboratorium di Italia dan Belgia. Yang menarik dari partner Rusia ini, terlihat bahwa mereka tidak berbelit belit dan cukup detail, mau menjelaskan segala hal teknis/sains sampai detail. Sampai sampai seorang peneliti dari Jerman mengatakan "tampaknya lebih mudah bekerja sama dengan rekan dari Rusia daripada dari rekan EU".

Dari sini saya kembali lagi mikir mikir tentang Indon esia yang beberapa waktu lalu berniat membeli persenjataan dari rusia baik pesawat tempur, kapal selam serta kapal perang permukaan melalui fasilitas kredit ekspor. Dari isu isu yang ada sih katanya perjanjian tersebut sudah disetujui, tapi kenyataannya Indonesia sampai saat ini baru menerima 7-10 pesawat Sukhoi, itupun datangnya dicicil dan menurut isu lagi tanpa persenjataan utamanya (mudah mudahan isu ini tidak benar). Saya tidak punya informasi kenapa bisa tersendat kesepakatannya, di pihak siapa yang mbulet tapi tampaknya kita bisa tebak sendiri siapa yang mbulet dalam hal ini. Ujug ujug indonesia malah terima hibah kendaraan angkut personil dari korea yang lebih dulu minta izin dari USA ... yang intinya rawan embargo komponen.

balik ke topik...

Kembali, setelah mengalami diskusi yang panjang dan detail akhirnya disepakati bahwa pihak laboratorium di Italy dan Belgia akan merampungkan dokumen kesepakatan minggu ini juga sehingga material bisa dikirim segera ke Rusia untuk dilakukan pengujian.

Setelah diskusi ini acara dilanjutkan dengan makan siang bersama ...cuma setelah makan siang saya tidak hadir di presentasi lanjutan soalnya harus ke pertemuan yang lain. Acara perkenalan dengan direktur lab yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun