Mohon tunggu...
Christian Rahmat
Christian Rahmat Mohon Tunggu... Freelancer - Memoria Passionis

Pembelajaran telah tersedia bagi siapa saja yang bisa membaca. Keajaiban ada di mana-mana. (Carl Sagan)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seakan Nasionalisme Kita Nasionalisme Gampangan

17 September 2019   00:24 Diperbarui: 17 September 2019   00:37 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com › percetakantugu

Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang  memiliki kekhasannya tersendiri, bukan nasionalisme yang semata - mata tiruan dari nasionalisme yang ada pada umumnya yang ada di negara - negara di seluruh dunia. Tak hanya itu, 

Bung Karno juga menegaskan bahwa nasionalisme Indonesia bukanlah nasionalisme sempit yang suatu waktu akan bertransformasi menjadi chauvinisme dan pada akhirnya menjelma menjadi fasisme. Konsep nasionalisme inilah yang dipegang teguh oleh seluruh rakyat Indonesia dalam membentuk serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Politisasi Nasionalisme

Ada satu pernyataan menarik yang diungkapkan oleh CEO Polmark Indonesia, Eep Saefulloh Fatah dalam acara Indonesia Lawyers Club yang tayang pada tanggal 13 Agustus 2019 di TVOne. Beliau mengatakan bahwa selain politik identitas yang belakangan marak dalam kontes perpolitikan Indonesia, terdapat juga politik patriotisme. 

Dalam hal ini, patriotisme kompatibel dengan nasionalisme. Lebih jauh beliau mengungkapkan bahwa politik patriotisme atau politik nasionalisme tersebut muncul sebagai oportunis di tengah - tengah praktik politik identitas. 

Tatkala politik identitas sudah cenderung berkonotasi negatif dalam pandangan masyarakat, politik patriotisme/nasionalisme muncul bak pahlawan, seolah pihak - pihak yang mengusung politik patriotisme tersebut adalah alternatif terbaik. 

Kenyataannya, nasionalisme dan patriotisme yang diusung oleh pihak -- pihak tersebut hanya dijadikan sebagai topeng untuk merebut suara masyarakat (terutama masyarakat yang paranoid terhadap praktik politik yang berbasis identitas tertentu). Nasionalisme serta patriotisme tersebut dijadikan sebagai alat politik untuk mencapai tujuan - tujuan pihak atau golongan tertentu yang jauh lebih sempit dari nasionalisme dan patriotisme itu sendiri.

Terlepas dari konteks permasalahan diatas, melibatkan dan memanfaatkan semangat nasionalisme dalam kegiatan politik praktis adalah suatu tindakan yang dapat mereduksi esensi dari nasionalisme itu sendiri. 

Nasionalisme seharusnya menjadi milik semua bangsa dalam suasana kebersamaan, bukan monopoli partai politik tertentu. Nasionalisme sempit yang diterapkan dalam politik nasionalisme sama buruknya dengan politik identitas. Masyarakat dapat menghalau dua hal tersebut hanya dengan mengedepankan rasionalitas.

Kasus Papua "menggoyang" Nasionalisme      

Pergolakan yang terjadi di Tanah Papua beberapa waktu belakangan ini dengan sendirinya memunculkan diskursus mengenai nasionalisme. Banyak orang yang beranggapan bahwa nasionalisme Indonesia adalah sesuatu yang ideal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun