Sama halnya setiap orang juga pasti akan mencari, menunggu, ataupun menciptakan kesempatan untuk dirinya masing -masing.
Harus kita pahami bahwa pragmatisme maupun oportunisme tidak serta merta datang dan merongrong tradisi-tradisi intelektual di lingkungan kampus. Pragmatisme dan oportunisme justru secara sengaja digunakan sebagai tameng oleh sebagian orang untuk menolak dan menghancurkan tradisi intelektual tersebut.
Dengan kata lain, pragmatisme maupun oportunisme telah dimaknai secara sempit dan kemudian diperalat untuk menyerang tradisi - tradisi intelektual.
Akhir kata, mari budayakan diskusi! Mari rayakan intelektualisme!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H