Selama menjadi tawanan, Viktor tetap setia memelihara harapannya akan kehidupan yang jauh lebih baik dan senantiasa memimpikan hari - hari dimana ia akan dibebaskan. Harapan - harapan itulah yang membuat ia mampu bertahan dibawah tekanan dan siksaan dari para serdadu NAZI. Singkat cerita, setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II, para tawanan, termasuk Viktor pun dibebaskan.Â
Namun, setelah bebas, Viktor tidak pernah berjumpa lagi dengan keluarganya yang kemungkinan besar telah meninggal di kamp NAZI yang berbeda. Kendati demikian, Viktor tidak merasa bahwa harapan yang senantiasa dipeliharanya menjadi sia - sia. Ia menemukan cinta kembali serta tetap menjadi seorang yang produktif dan memberikan pengaruh besar di bidang keilmuannya hingga akhir hayatnya.
Salah satu kontribusi besar Viktor Frankl, khususnya di bidang keilmuannya adalah Logoterapi, yaitu sebuah terapi psikologis (Psikoterapi) atau terapi eksistensial dengan metode yang agak berbeda dari terapi - terapi psikologis pada umumnya.Â
Jika pada umumnya Psikoterapi cenderung lebih objektif dalam menganalisis kondisi pasien, sehingga Psikoterapis kerap menggeneralisasi konklusi atas kondisi psikologis pasien yang berbeda -- beda, maka dalam Logoterapi pasien lebih dibebaskan untuk menentukan dan menemukan apa sebenarnya yang menjadi masalah psikologisnya.Â
Terapis yang menerapkan logoterapi tersebut semata -- mata hanya membantu si pasien dalam menemukan akar permasalahan psikologisnya, bukan menghakimi secara analitis-teoritis.Â
Metode psikoterapi Viktor Frankl ini tidak terlepas dari pengalamannya selama berada di kamp NAZI yang membawanya ke perenungan terdalam tentang berbagai kondisi psikologis manusia, terkhusus dalam menghadapi tekanan dan penderitaan yang tak terelakkan.
Viktor E. Frankl merupakan tokoh yang layak menjadi panutan bagi semua orang, khususnya bagi mereka yang mendalami psikiatri dan psikologi. Karya - karyanya telah menginspirasi banyak orang. Salah satunya adalah melalui buku Man's Search For Meaning ini. Viktor sendiri telah berhasil menemukan kebermaknaan hidupnya dalam situasi paling buruk yang dapat dibayangkan oleh manusia.Â
Penemuannya akan makna hidup itu pun telah mendorong orang lain untuk menemukan makna hidup mereka. Suatu ketika dalam sebuah kelas perkuliahan, seorang mahasiswa bertanya kepada Viktor mengenai apa yang menjadi makna hidupnya.Â
"Menurutmu apa ?" Viktor balik bertanya. Dengan lugas si mahasiswa menjawab, "Makna hidup anda adalah membantu orang lain menemukan makna hidup mereka".
Rest In The Peace Of God, Viktor Emil Frankl.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H