PEMBANGUNAN TAHAP PERTAMA 10 RLHS DI KABUPATEN TUBAN DAN 10 RLHS DI KABUPATEN PATI
Terik matahari menyengat di atas kepala, ketika Zainun mengaduk luluh semen. Sesaat, dia menghentikan aktivitasnya, dan menyeka keringat. Lalu, beranjak ke bawah pohon mangga. Menenggak segelas teh, sembari mengamati rekan-rekannya yang berjibaku membangun rumah.
Capek? Zainun hanya tersenyum, menggelengkan kepala. Rasa lelah kalah oleh ‘keajaiban’ rasa senang, telah bermanfaat bagi orang lain. Kerja keras bapak yang sudah anak satu ini membangun rumah ini bukanlah untuk mendapatkan uang, namun kerja social untuk orang lain sekalipun juga belum memiliki rumah sendiri. Sudah sepekan, dia merehab rumah milik warga di desa Ngadipuro, Kecamatan Widang Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Begitu juga ‘kuli bangunan’ dadakan lainnya. Puluhan muda-mudi ini berasal dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda. Mulai dari karyawan, petani, buruh, tukang sayur bahkan mantan preman dan pemakai narkoba. Namun ada juga wiraswasta, guru,pelajar, seniman juga musisi. Mereka berkumpul bersama untuk mencari rumah-rumah bobrok lantas dibongkar total dan diganti rumah yang baru.Uniknya sekalipun berbeda latar belakang mereka bisa bersatu tanpamembeda-bedakan dalam bekerjasama tujuan kemanusiaan dalam nilai kebangsaan.
“Sebelum bershillaturrohmi kepada penerima rumah, kita mengadakan pemberitahuan dahulu ke pihak desa,” kata Alhalaj Muhyiddin, Ketua Tim Kulonuwun. Tim datang bersama rombongan sekitar 15 pernonil.
Kasmiati 31 tahun, salah satu penerimah rumah di Rt.03/Rw.06, Ds. Waturoyo, Kec. Margoyoso, Kab. Pati tampak terkejut mendapat kabar gembira dari OPSHID, berulang kali mengucapkan terima kasih sembari meneteskan air mata. “Terima kasih mas, terima kasih,” katanya berulang-ulang sambil mengusap pipinya yang terlihat basah pada siang Kamis pekan lalu.
Menurut Khozin salah satu anggota tim mengatakan selama bershillaturrohmi dan menyampaikan kabar gembira pada para penerima itu bukan hanya penerima rumah yang terkejut, pihak perangkat desa juga tak sedikit yang kaget. Mereka mengaku baru pertama ini ada organisasi memberikan program rumah secara gratis. Semula mereka juga tampak meragukannya. Beberapa pertanyaan seperti bagaimana mengenai tenaga kerja, konsumsi sering ditanyakan oleh pihak pemerintah desa sekalipun sudah dijelaskan oleh OPSHID bahwa semua kebutuhan itu akan dicukupi oleh OPSHID.
“Ini nanti untuk tenaga kerjanya gimana?” Konsumsinya"? Terus danya kalau kurang."Takutnya nanti membebani penerima rumah," kisah Khozin menirukan pertanyaan-pertanyaan para perangkat desa. Semua itu dijawab dengan tegas bahwa semua kebutuhan dalam proses pembangunan itu semua akan dicukupi oleh OPSHID. "Jenengan mboten usah-repot-repot, jenengan tetap beraktifitas seperti biasa, semua kita yang menanggung," jelasnya berulang kali. Setelah mendapati penerangan ini tampak perangkat desa yang awalnya terlihat ragu itu lantas manggut-manggut. Kemudian setelah mereka memahami dengan tegas para perangkat desa memberikan penerangan kepada masyarakatnya, khususnya para penerima rumah berkat tersebut.
Pada Hari Senin 28 Syawal 1435 H/25 Agustus 2014 telah dilakukan batu pertama di 10 lokasi pembangunan Rumah Layak Huni Shiddiqiyyah di Kabupaten Tuban dan kemudian menyusul pada hari Rabu, 10 September 2014 / 15 Dzulqo’dah 1435 H, telah dilaksanakan peletakan batu pertama di 10 lokasi pembangunan Rumah Layak Huni Shiddiqiyyah di Kabupaten Pati. Masih akan segera dilakukan 5 unit RLHS di Kabupaten Pati, dan 15 unit RLHS di kabupaten Demak
Data warga yang berbahagia menerima Rumah Layak Huni Shiddiqiyyah tersebut adalah :
Informasi Pelaksanaan Pembangunan Monumen Sumpah Pemuda berwujud Rumah Layak Huni Shiddiqiyyah (RLHS) dalam rangka TASYAKURAN SUMPAH PEMUDA ke 86 DAN TAHUN BARU HIJRRIYYAH 1436 ini dapat di ikuti lewat media online kami :