Mohon tunggu...
Lendra Bayu
Lendra Bayu Mohon Tunggu... karyawan swasta -

[ Blogger, Reviewer, Reporter. ] \r\n\r\nKadang males buat bales komentar. Pliss.. Jangan marah kalau komentar kamu gak saya bales. Ikhlasin aja, biar Tuhan yang bales :P\r\n\r\nCP: lendra.mail@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[Review] Life of Pi. Film Terindah tentang Kebesaran Tuhan

1 Desember 2012   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:22 4461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak film diangkat dari novel, namun hanya sedikit yang mampu memberikan sensasi petualangan yang sama dengan karya aslinya. Life of Pi lebih dari itu, bagi saya film ini lebih indah dari novelnya.

Kisahnya tetap sama meski ada beberapa adegan yang dibuang dalam film ini. Pi yang besar di India, negeri dengan beragam agama dan kepercayaan, menjalani sebuah petualangan yang akan membuat siapapun percaya dengan kebesaran Tuhan. Film dimulai dengan sangat lucu, beberapa kali adegan-adegan perkenalan tokoh "Pi" membuat penontonnya terpingkal-pingkal. Begitu pun proses pendewasaan Pi yang terjadi lewat rasa penasarannya terhadap sosok Yang Maha Kuasa yang membuatnya 'beriman' kepada 3 agama sekaligus: Hindu, Kristen, Islam; "dan sedikit Yahudi," Pi menambahkan.

Sampai suatu ketika Pi mendapat pelajaran berharga dari ayahnya yang memiliki dua hal langka: kebun binatang dan pemikiran modern. Pelajaran tersebut sangat membekas dalam diri Pi, sehingga sempat membuatnya kehilangan gairah untuk mencari Tuhan lebih jauh lagi.

Suatu hari, ayahnya memutuskan membawa keluarganya pindah ke Kanada karena krisis yang melanda India. Mereka membawa seluruh hewan penghuni kebun binatang untuk dijual di Amerika Utara. Dan petualangan pun dimulai ketika kapal yang mereka tumpangi karam dan membuat Pi terombang-ambing di samudra luas 'ditemani' harimau dewasa.

Selama satu setengah jam berikutnya, kita akan disuguhi kisah Pi yang belajar tentang kehidupan: cara bertahan hidup, bersabar dan tidak hilang harapan, serta berani menyelesaikan masalah. Tapi manusia adalah mahluk yang rapuh. Pi yang bahkan pada akhirnya sanggup membuat Richard Parker (si harimau) menghormatinya, pada akhirnya sampai pada titik dimana dirinya merasa sudah tidak sanggup dan pasrah nyawa dicabut di tengah laut. But God works in a mysterious way. Selalu ada kejadian-kejadian yang membuat Pi terus hidup sekaligus memahami pesan yang Tuhan coba sampaikan kepadanya.

Life of Pi mungkin film dengan naskah yang sederhana. Tapi kualitas sinematografi yang brilian akan membuat siapa pun terpana dari menit pertama film ini dimulai (apalagi jika menonton versi 3D-nya). Visualisasi paman Pi yang berenang di sebuah kolam di Perancis, pemandangan kebun binatang, lampu-lampu yang berpendar ketika kapal Pi karam, keagungan matahari terbit, tarian paus yang berenang di lautan plankton bercahaya, hingga suasana mistis di pulau karnivora. Semua lokasi disajikan dengan sangat indah.

Setiap adegannya pun sanggup mengeluarkan setiap emosi yang dibutuhkan, terutama kengerian. Selama ini saya anggap adegan sirip hiu berenang ke arah anda di film Jaws sudah seram, tapi melihat harimau dewasa yang kelaparan berenang ke arah anda ternyata jauh lebih mengerikan. Akting Suraj Sharma patut diacungi jempol. Di usia yang masih muda dia bisa menujukkan kualitas akting yang sama dengan yang ditampilkan Tom Hanks dalam film Cast Away.

Saya tidak tahu apakah perilaku hewan dalam film ini adalah hasil kecanggihan komputer atau bukan, yang jelas perilaku mereka sangat natural; dalam arti binatang-binatang buas ini benar-benar tampak gelisah ketika sadar sedang berada entah dimana dan bisa mati kapan saja. Siapa pun orangnya di balik akting hewan-hewan ini, kerja kerasnya memberikan hasil yang sempurna.

Pada akhirnya film sepanjang dua jam ini akan terasa sebentar dan tahu-tahu sampai pada saat Pi menuturkan bahwa kisahnya terlalu luar biasa sehingga orang-orang enggan mempercayainya. Akhirnya Pi menceritakan kisah lain yang lebih masuk akal: tidak ada hewan buas dalam sekoci, melainkan empat orang yang selamat namun pada akhirnya saling bunuh demi bertahan hidup, hingga tersisa Pi seorang.

"Keduanya sama: saya menderita di tengah lautan dan akhirnya saya tetap hidup sampai sekarang. Anda tidak tahu mana kisah yang benar, tapi.... kisah mana yang anda pilih?" tanya Pi.

"Kisah dengan harimau dan lainnya, karena sangat luar biasa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun