Bagaimana ia bisa memisahkan kepentingan partainya, dengan kepentingan organisasi alumni itu sendiri? Apakah kita, sebagai alumni, yakin bahwa program yang dilaksanakan tidak dipolitisasi sesuai dengan kebutuhan kepentingan yang lebih besar?
Ketiga, soal keterwakilan
Apakah ia bisa menjadi pemimpin bagi alumni lain yang kebetulan tidak memilih partai yang sama dengan dirinya? Apakah ia akan tetap adil pada saya, misalnya, apabila saya tidak memilih partai tempat beliau bernaung sebagai caleg? Apakah saya masih akan tetap boleh ikut dalam program-program unggulannya, apabila saya terindikasi mendukung oposisi?
Saya sungguh kecewa secara personal, dan merasa tidak sreg dengan caleg masuk ke ILUNI FHUI. Semoga kandidat ini tidak terpilih dan tidak memimpin saya dalam menjalankan organisasi ILUNI FHUI. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H