Mohon tunggu...
Pemilik Kedaulatan
Pemilik Kedaulatan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik Kedaulatan

Suka Meneropong Proses Pilkada

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Siapa Tokoh (Politik) yang Bisa Ikut Pilkada Bondowoso?

29 Maret 2024   08:58 Diperbarui: 29 Maret 2024   09:05 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendopo Yang Akan Ditempati Pasangan Kandidat Yang Menang Pilkada Bondowoso 2024 (Dokpri)

Melihat ketentuan tersebut, terdapat dua kategori dalam hubungannya dengan pedaftaran kandidat. Pertama, ada parpol yang bisa mengajukan calon sendiri tanpa perlu koalisi. Siapakah dia..? Tak lain tak bukan ialah PKB.

Kategori kedua, ialah parpol yang wajib mencari teman koalisi. Yang termasuk di kelompok ini adalah PPP, Golkar, PDIP, Gerindra, Demokrat, PKS dan Gelora. Jika ingin mengajukan kandidat, salah satu, salah dua atau salah tiga diantara mereka harus gabung jadi satu.

Memang ada kategori ketiga. Yakni parpol yang memperoleh suara namun tak mampu meraih kursi parlemen di Bondowoso. Sebut saja partai gurem. Misal PBB, Partai Ummat, Hanura, PSI dan sejenisnya.

Meskipun mereka juga dapat mengajukan kandidat, rasa-rasanya cukup berat. Karena suara yang diperoleh kurang signifikan. Seorang kandidat yang hendak menggunakan partai Gurem sebagai kendaraan politik, wajib mengeluarkan sumber daya amat besar.

Kembali ke soal figur. Sebagai peraih 16 kursi, tanpa tolah-toleh kiri kanan PKB bisa langsung mendaftarkan calon ke KPU Bondowoso. Jika bicara nama, maka siapapun anggota PKB punya kesempatan yang sama mendapat rekom dari DPP.

Tapi kalau menunjuk kader yang sudah eksis, apalagi dalam konteks jajaran elit pengurus, maka nama Ahmad Dhafir dan Haji Tohari adalah figurnya. Ya benar. Mereka adalah Ketua dan Sekretaris DPC PKB Kabupaten Bondowoso. Sangat berpeluang besar menjadi kandidat.

Lalu bagaimana dengan figur dari parpol selain PKB..? Berdasar flyer yang beredar dan cukup intens disebut, di Golkar terdapat nama Adi Krisna dan Kukuh Rahardjo. Untuk PPP, ada KH. Salwa Arifin, Sahlawi Zein dan Neng Ufa. Lalu di PDIP muncul nama Sinung Sudrajat.

Terus terang, mungkin karena saya kurang info, belum ada tokoh Gerindra, Demokrat, PKS dan Gelora yang namanya intens disebut seperti kader dari PKB, Golkar dan PPP. Entah pada perkembangan berikutnya.

Lalu bagaimana kans kader parpol selain PKB..? Seperti ketentuan yang saya singgung pada awal tulisan, peluang mereka menjadi kandidat yang nanti bakal ikut bertarung di pilkada Bondowoso takkan semulus peluang Ahmad Dhafir dan Haji Tohari.

Mengapa, karena mereka semua harus melakukan langkah lobi dan diplomasi. Lobi untuk kepentingan memenuhi syarat pencalonan. Sedang diplomasi, guna memberi keyakinan positif terhadap teman koalisi.

Mungkin, saat lobi dan diplomasi ada sodoran tentang kompensasi. Begitulah yang biasa terjadi. Jika dua atau lebih partai ingin menjadi “satu” dalam pengajuan kandidat, maka yang satu minta jatah Kepala Daerah, dan satunya lagi Wakil Kepala Daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun