Mohon tunggu...
Geby Debora
Geby Debora Mohon Tunggu... -

Lahiran tahun 1998 dan kini menjadi seorang remaja yang memiliki ambisi dalam menciptakan karya. Nothing is impossible and impossible is nothing menjadi sebuah kata-kata motivasi yang menemani perjalanannya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kesederhanaan Awan di Khatulistiwa-Flipped

23 Mei 2015   22:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:40 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14323952161422215136

“Flipped”, sebuah film yang disutradarai oleh Rob Reiner, dibintangi oleh Callan McAuliffe dan Madeline Carroll, diangkat dari sebuah novel karangan Wendelin Van Draanen ini berhasil memvisualisasikan peristiwa yang terjadi dengan baik. Dari segi hiburan, film ini takperlu mendapat keraguan. Film ini mendapat rating 7,7 dari 10 (sumber: www.imdb.com). 1 jam 29 menit 45 detik film ini memanjakan para penikmatnya. Kehadiran unsur romansa dengan kemasan yang unik membuat film ini layak disajikan sebagai film keluarga.

Menceritakan tentang kisah kehidupan cinta yang hadir di tengah-tengah kehidupan sosial antara Julianna Baker dan Bryce Losky membuat para penikmat film ini terkagum dengan apa yang terjadi. Takhanya dari segi cerita, hadirnya flashback pun menjadi bumbu bagi segi alur yang disajikan. Film ini berhasil membuat para penikmatnya mereka-reka apa yang akan terjadi, namun sayangnya bayangan itu takpernah berhasil menebaknya dengan sempurna.

Kisah ini berawal ketika keluarga Losky memutuskan untuk pindah rumah dan ternyata keluarga Bakerlah yang menjadi salah satu tetangganya, tepat berada di depan rumah mereka. Saat itulah kali pertamanya Juli melihat Bryce. Sorot mata dan senyum menawan yang muncul dari wajah mungil Bryce saat itu membuat Juli jatuh hati padanya. Saat itulah, awal di mana Juli mulai menjadi bayangan kedua Bryce, selalu mengikuti, selalu hadir, dan seolah-olah menghantui kehidupan Bryce mungil dan Bryce dibuat taknyaman dengan itu semua. Hal ini tak berhenti pada masa kecilnya saja, melainkan terus berlanjut hingga mereka sama-sama beranjak remaja.

Suatu saat, tanpa sengaja ataupun sengaja, Bryce membuat Juli kecewa padanya. Sejak saat itu, Juli mulai berpikir untuk membalikan perasaannya. Ia mulai mengikis sedikit demi sedikit rasa tertariknya pada Bryce. Hal sebaliknya terjadi pada Bryce, Bryce mulai menyukai Juli dan merasa bersalah atas apa yang dilakukannya pada Juli. Ia mencari cara bagaimana ia harus meminta maaf pada Juli, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menanam pohon sikamor yang menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi Juli karena dari pohon itulah ia bisa memandang langit sore yang selalu menyajikan keindahan yang takbisa dinilai lagi, memandang kolaborasi antara langit sore dan matahari terbenam yang menghasilkan warna yang takpernah bisa ditebak, ungu, jingga, atau bahkan menghasilkan keindahan perpaduan keduanya seolah-olah menyajikan gambaran awan yang terbakar menyala di garis khatulistiwa, dari pohon itulah ia bisa membuat paru-parunya penuh dengan bau termanis yang tersaji, dari pohon itulah ia dapat merasakan keramahan sapaan angin yang berhembus, ditemani sapaan sinar mentari dan rumput-rumput bergoyang yang taksengaja ikut tersapa.

Keindahan alam yang dihadirkan sebagai unsur pendukung ini menjadi salah satu hal yang menarik dari film ini. Menghadirkan keindahan sederhana yang kadang terlupakan. Sebuah titik alam yang istimewa yang menjadikan kepribadian seorang gadis cilik dianggap aneh oleh lingkungannya. Semua inilah yang menjadi unsur estetika dalam film ini. Mendukung cerita ini dengan sangat baik.

Dari segi pendidikan, film ini menyajikan banyak hal positif bagi para penikmatnya. Bagaimana memandang suatu masalah tidak hanya dari satu pihak, melainkan dari pihak lainnya juga. Hal ini ditunjukkan oleh sang sutradara dengan tak melihat kejadian yang ada dari sudut pandang Bryce saja, melainkan juga dari sudut pandang Juli. Film ini juga menunjukkan bagaimana kejujuran menjadi bagian yang penting dalam sebuah hubungan, baik teman, sahabat, keluarga, atau bahkan kekasih. Di samping itu, film ini mengajarkan bagaimana sikap gentle dalam mengakui kesalahan dan meminta maaf atas itu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun