Akan kuingat selalu
Ade irma suryani
Waktu dipeluk dipangku ibu
Dengan segala kasih
Kini ia terbaring dipangkuan tuhan
Senang dan bahagia hatinya
Kini ia terlena tertidur terbaring
Nyenyak dipelukan Tuhannya
http://liriklaguanak.com/ade-irma-suryani-lirik/
Disclaimer:
Saya anti komunis dan anti fasisme. Yang saya ungkapkan di sini adalah kenyataan tanpa ada teori konspirasi atau pencitraan sama sekali. Kita tidak membahas ideologi apapun. Ketika korban berjatuhan, dari kalangan sipil tak bersenjata, ketika pembantaian dibiarkan, ketika pmberangusan oleh penguasa, ketika penculikan oleh aparat, ketika kontrol dilakukan bahkan sampai ke tempat tidur, ketika rakyat ditakut-takuti, ketika kita merasa terancam, ketika hak-hak individu dirampas, singkat kata ketika kemerdekaan direbut dari tangan kita. Baik oleh negara maupun segolongan masyarakat.
***
Hari ini, 49 tahun yang lalu, sejumlah jendral Angkatan Darat diculik dan dibunuh oleh sekelompok personil Cakrabirawa, pasukan pengawal presiden pada jaman pemerintahan Ir. Soekarno, yang kalau sekarang disebut Paspampres. Di Jakarta, 6 orang jendral, Letjen A. Yani, Mayjen R Suprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S Parman, Brigjen DI Panjaitan dan Brigjen Sutoyo, satu opsir ajudan Lettu CZI Pierre Tendean, dan opsir polisi, K.S Tubun tewas. Ikut menjadi korban juga Ade Irma Suryani, putri Jendral AH. Nasution.DI Jogja, dua perwira Angkatan Darat pun menjadi korban, Kolonel Katamso dan Letkol Sugiono. Total sebelas korban tewas dalam peristiwa ini. Dan besok pagi, tanggal 1 Oktober, kita akan memperingati hari Kesaktian Pancasila.
Peristiwa selengkapnya dapat Anda baca di buku-buku sejarah, baik di bangku sekolah maupun di perpustakaan-perpustakaan seluruh penjuru negeri ini. Anda dapat juga menonton filemnya, Pengkhianatan G30S PKI, yang dibintangi oleh Amoroso Katamsi dan disutradarai oleh Arifin C Noer. Film amat sadis yang dipaksakan menonton pada anak-anak sekolah dari SD sampai SMA di tahun 80-an.
1 Oktober 1965, sejarah paling kelam dan paling hitam negeri ini dimulai yang baru berakhir 1998, 33 tahun kemudian ketika rakyat turun ke jalan untuk menumbangkan Sang Tiran. Namun, sejarah yang tercatat dalam buku-buku sejarah tak satupun yang berubah. Serba hitam, serba terselubung, serba misterius, serba tak jelas di mana kita bahkan tak mampu membedakan hitam putihnya cerita. Pembunuhan, pembantaian, penganiayaan, penyekapan, pembunuhan karakter, stigmasisasi, curiga dan fitnah, kooptasi, pembredelan, perampasan kebebasan, penculikan dan semua tindakan fasis yang pernah ada di muka bumi dapat kita temui dalam periode tersebut.
[caption id="attachment_362853" align="alignnone" width="558" caption="http://kumeokmemehdipacok.blogspot.com/2013/08/sejarahperistiwag30spkibagian2.html"][/caption]
Sambil mengenang Ade Irma Suryani, korban sipil pertama yang tewas dalam periode ini, marilah kita pertanyakan lagi : akankah kita jujur pada diri kita sendiri dan anak cucu kita? Dan akankah semua itu kita biarkan terjadi lagi?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H