Mohon tunggu...
Pembuat Tempe
Pembuat Tempe Mohon Tunggu... -

Nothing.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenai PKI dan Komunisme : Diskusi Dengan Mas Tengku

6 Oktober 2014   21:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:09 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Iya Mas memang kontradiktif sekali. Namun kenyataannya, perbedaan kelas-kelas dalam negara komunis diwakili oleh elit-elit partai, yang bisa dari kaum mana saja sesuai jasanya bagi negara, walau kadang berdasarkan keturunan dan kroni juga. Saya melihat kenyataan Mas, bukan di level teori dan filsafat karena dua hal itu terlalu tinggi buat otak saya. Orba dan PKI tidak mungkin mempunyai karakteristik yang sama karena Orba pernah berkuasa sedangkan PKI sebatas teori saja dan dua-duanya sudah almarhum.

Bukannya demokrasi itu berasal dari Yunani 5 abad sebelum Masehi? Kalau Korut tidak mereka masukkan dalam golongan mereka, itu karena Korut menerapkan Marxisme-Leninisme-Stalinisme. Kan cabang-cabang dari komunisme beraneka ragam dan semuanya berakar dari Marxisme-Leninisme. Ada Maois, Castrois, Guevaris dan lain-lain. Wajar juga kalau mereka ada yang akur ada juga yang tidak.

Saya tidak tahu paham komunis apa yang Anda anut. Apakah Materialis-Dialektis Tan Malaka? Kalau iya terpaksa saya harus cari dulu buku lama saya itu. Namun jika Anda Marxist sejati, Anda mesti angkat jempol dan menaruh hormat pada kaum borjuis. Ini karena junjungan Anda pun demikian. Anyway, saya bukan penganut kapitalis, mungkin lebih tepat humanis-liberal. Entah ada apa tidak aliran seperti itu. Peduli amat! Yang jelas penindasan di atas muka bumi harus dihapuskan. Apapun juga bentuknya. Entah itu bullying di sekolah atau hanya sekedar parkir di jalan umum yang sempit, sampai ke pembatasan akses modal dan usaha.

Saya setuju jika sejarah diluruskan. Diobrak-abrik lagi untuk mencari dan mengungkap fakta yang benar. Namun tanggalkan ideologi dalam melakukannya. Murni sains. Tidak hanya dari tahun 65 saja, tapi juga dari jamannya Ken Arok-Ken Dedes. Ini demi anak cucu kita agar mereka bisa mempelajari betapa bodohnya nenek moyang mereka.

Anyway, nice talking to you.
Salam.

Jawaban 4:

Baik, Saya jawab satu-satu lagi, Bung.

“Tapi saya kira PKI tidak sempat menganut fasisme, atau variannya, karena belum pernah berkuasa.”

Jawab: Tampaknya disini Anda keliru memahami definisi dari sebuah isme bernama fasis (diktator) dengan fase yang disediakan partai komunis (diktatur proletariat) dalam menuju sebuah masyarakat komunistis.

“Kalau Korut tidak mereka masukkan dalam golongan mereka, itu karena Korut menerapkan Marxisme-Leninisme-Stalinisme. Kan cabang-cabang dari komunisme beraneka ragam dan semuanya berakar dari Marxisme-Leninisme. Ada Maois, Castrois, Guevaris dan lain-lain. Wajar juga kalau mereka ada yang akur ada juga yang tidak.”

Jawab: Marxisme-leninisme adalah sebuah filsafat politik, ekonomi, sosial yang dilengkapi CARA untuk mencapai sebuah dunia yang memiliki masyarakat komunistis. Jadi cita-cita Marx dan Lenin bertaraf Internasional bukan seperti Korut yang mentok mengurung dirinya sendiri. Ini jelas melacur dari paham marxisme sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun