Mohon tunggu...
Pembuat Tempe
Pembuat Tempe Mohon Tunggu... -

Nothing.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengenai PKI dan Komunisme : Diskusi Dengan Mas Tengku

6 Oktober 2014   21:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:09 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Korea Utara dan Cuba, apa tidak lebih mirip fasis daripada komunis?” : dalam internasional yang sempat dicanangkan oleh Hugo Sanchez, Republik Rakyat Demokratik Korea tidak dicantumkan di dalamnya, yang berarti: Korut tidak diakui sebagai negara penganut Marxisme-Leninisme.
Bagaimana bisa Anda menyamakan Korut dan Kuba? Anda punya datanya? Sudah pernah membaca ‘catatan perjalanan’ mantan dubes Indonesia untuk Kuba: AM.Hanafi?

“negara-negara Skandinavia, dan umumnya Eropa Barat, jaminan sosialnya luar biasa. Makanya pengungsi Timur Tengah pada suka ke sana. Tapi kalau dibilang komunis dan mengikuti Marx ya nggak lah. Mereka itu negara-negara yang demokratis dan menjunjung tinggi kemerdekaan individu sekalipun masyarakatnya sangat sosialis.”

Jawab: Anda tahu paham apa yang pertama kali menyatakan demokratisme? Apakah tujuan dari Revolusi Bolshevik?

Jika Anda hendak berbicara soal Marxisme/komunisme, saya sarankan Anda buang terlebih dahulu semua pandangan komunis Anda dari pemerintahan Soviet rezim Stalin, atau Korut (yang anda nyatakan sebagai negara komunis). Jika rezim Stalin adalah keaslian dari negara diktatur proletariat versi Marx, kenapa Mao menolak? Kenapa Paman Ho di vietnam juga menolak? Kenapa Che Guevara juga menolak?

Kemerdekaan demokratis, kemerdekaan untuk rakyat. Diktatur proletariat adalah demokrasi yang seluas-luasnya. kenapa? karena Diktatur Proletariat hendak menghapus Diktatur Borjuis yang tak mati-mati sampai sekarang. Ini hebatnya fasis dan liberalis. Mereka tak pernah menyatakan diktatur Borjuis tadi. Bayangkan, Pemerintahan yang hanya dikuasai oleh segelintir pemilik modal (seperti RI sekarang) dibandingkan dengan diktatur proletariat (dimana semua kaum buruh/tani (80 persen rakyat, manakah yang lebih demokratis?

“Sekarang jamannya kita membangun negeri, menyejahterakan rakyat, menjamin kemerdekaan individual dan menyongsong hari depan yang lebih baik. Perseturuan mengenai isme-isme dan keyakinan hanya menghabiskan waktu, biaya, energi dan bahkan nyawa saja.”

Jawab: Ini pernyataan yang baik, saya juga setuju dan semua orang pasti setuju. Sayangnya, kapitalisme dan fasisme tidak mengenal ampun dalam penindasan, Bung. Bagaimana kita bisa menghancurkan kapitalisme dan borjuasi bila kita tak mempelajari isme yang menjadi kontradiksi mereka?

Bagaimana kita bisa bertahan, lantas melawan mereka jika kita sama sekali tak mengenal apa yang hendak kita lawan dan dengan senjata apa kita melawan?

Atau jangan-jangan Anda ingin mengatakan bahwa: kapitalisme juga punya hak hidup? Ya, kalau sudah begitu ya biarkanlah negeri ini tetap menjadi sampah di dalam lautan dunia.

Komentar 4:

O iya saya lupa Mas, Jerman Timur dulu namanya juga Republik Demokratik Jerman. Rasanya negara komunis juga. Entah ada demokrasi atau tidak di sana. Tapi saya kira PKI tidak sempat menganut fasisme, atau variannya, karena belum pernah berkuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun