Mohon tunggu...
Dosen Jualan
Dosen Jualan Mohon Tunggu... Administrasi - Pembicara Internet Marketing

Pembicara Internet Marketing, Pakar Online Marketing, Konsultan Marketing, Internet Marketer, Praktisi Pemasaran Online Marketing Konsultan Pakar SEO

Selanjutnya

Tutup

Money

Sejarah Kampus Dosen Jualan: Dari Berdiri, Jatuh, hingga Bangun Lagi (Part 1)

18 Desember 2020   13:35 Diperbarui: 14 Agustus 2021   06:23 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sebuah kesempatan (12/11) Didik Arwinsyah bilang bahwa KDJ sudah berubah total. "Sudah sangat tertata, sudah terprogram dengan baik", begitu kata Mas Didik. Memang Kampus Dosen Jualan pernah berada dalam fase terendah dalam sejarahnya. Pada awal tahun lalu ketika pandemi mulai merajalela di seantero Jogja, Kampus Dosen Jualan ikut kena imbasnya. Kampus yang berada di Jalan Wonosari Piyungan Bantul Jogjakarta ini menutup semua armada bisnisnya. Kelas yang awalnya ramai oleh kegiatan belajar-mengajar menjadi sepi dan tidak berpenghuni. Begitupun dengan keadaan KDJ di daerah lain, seperti Cibubur, Tangerang, dan Makassar. Semuanya sepakat untuk berhenti sejenak. Bisnis mukena yang menjadi penopang utama saat itu juga mengalami kelesuan penjualan. Namun Dosen Jualan tidak menyerah begitu saja. Di samping mengisi webinar-webinar yang mulai marak, beliau juga tetap berusaha mempertahankan bisnis mukena agar dapur harian tetap mengepul sembari menunggu keadaan kembali pulih.

Sekilas informasi saja, bahwa Kampus Dosen Jualan pra-pandemi sempat mulai tumbuh sebelum akhirnya tumbang. Karyawan yang mengisi pos-pos strategis seperti di bidang Marketplace, Admin Sosial Media, hingga pakar SEO memutuskan untuk resign karena memang keadaan saat itu begitu sulit. Bertahan atau melepaskan. Akhirnya Suryadin Laoddang memutuskan untuk 'memati-surikan' Kampus Dosen Jualan sampai waktu yang tidak dapat ditentukan. "Saya bersama keluarga menyingkirkan kursi-kursi dari kelas kemudian menggunakan ruangan sebagai kamar tidur. Iya, kamar tidur. Pada awal pandemi saya sekeluarga sempat tiga hari tiga malam tidur di ruangan kelas. Semua itu adalah usaha kecil untuk meramaikan kembali ruang kelas, karena sepi sekali. Saya belum terbiasa melihat ruang kelas yang awalnya ramai oleh aktifitas anak-anak tetiba jadi sepi", ungkap Suryadin Laoddang ketika menceritakan kembali keadaan KDJ di awal pandemi.

Selama pandemi berlangsung, terutama pada periode bulan April-Juni 2020, otomatis tidak ada kegiatan sama sekali di Kampus Dosen Jualan Jogja. Selama bulan-bulan tersebut, Dosen Jualan, panggilan akrab Suryadin Laoddang, mengisi hari-hari dengan bercocok tanam di samping rumahnya di Dusun Sri Martani Piyungan. Hingga hari ini hasil bercocok tanam tersebut masih hidup dengan baik dan bermanfaat untuk kebutuhan dapur. Setelah sekian lama menyibukkan diri dengan kegiatan di rumah, lalu Dosen Jualan memutuskan untuk menghidupi lagi Kampus Dosen Jualan dari nol. Benar-benar dari nol, karena semua kenangan dan surat menyurat KDJ sebelum pandemi sudah dimusnahkan. Bukan karena apa, tapi Dosen Jualan benar-benar ingin untuk memulai semuanya dari awal. Keberanian untuk merelakan semua yang telah terjadi dan memulai lagi dari awal benar-benar menjadi spirit yang menyala-nyala. Langkah pertamanya, Dosen Jualan membuka lagi kesempatan generasi millennial untuk bergabung ke KDJ. Pada bulan Juli komposisi tim mulai terbentuk kembali. Ada sekitar delapan karyawan baru yang menemani Dosen Jualan meregenerasi kembali KDJ yang sempat mati suri.

Keputusan Pak DJ untuk merekrut karyawan di saat kondisi belum sepenuhnya pulih itu adalah sebuah keputusan yang tepat. Terbukti dengan suntikan tenaga dan semangat baru, KDJ berangsur-angsur normal dan menata kembali kegiatan hariannya. PTidak beberapa lama setelah tim terbentuk, lalu KDJ membuka kembali kelas-kelasnya yang sempat kosong tak berpenghuni. Untuk pertama kalinya, Program Kelas Beasiswa dibuka untuk umum. Antusiasme publik ternyata masih membara. Hasilnya kelas KDJ kembali ramai oleh kegiatan dan diskusi soal digital marketing. Kurikulum kembali tertata, dan perlahan-lahan muncul permintaan-permintaan baru dari klien untuk mengurusi sektor bisnisnya, seperti Pelatihan Toko Online Yogyakarta misalnya. Tim yang baru terbentuk punya semangat yang luar biasa walaupun mereka harus menata kembali backlog dan semua aturan main KDJ dari awal. Mereka terbukti bisa melewati itu semua. KDJ pada periode September-Oktober mencatatkan omset yang jauh melampaui perkiraan. Semua ini berkat kerjasama yang ciamik antara tim dan Dosen Jualan. Selalu dan selalu Pak DJ menyemangati tim dengan quotes-nya, "Target itu tidak sekadar dicapai, tapi juga dilampaui". Quotes yang membuat kita terus dan terus untuk bekerja lebih, bekerja ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain istirahat. Luar biasa KDJ.

Sekian sejarah Kampus Dosen Jualan, Kampus Digital Marketing, Dari Berdiri, Jatuh, Hingga bangkit Lagi. Masih ada part 2 yang akan kita ulas, termasuk seputar Beasiswa Kampus Dosen Jualan dan juga Kelas Inkubator Jualan Online. Apa sih keduanya tadi? Kok bisa ikut pelatihan setahun full gratis? Oke, Tunggu part selanjutnya saja yaa. Biar penasaran. Hehe.

*Tulisan ini dibuat oleh Tim Dosen Jualan Group, pimpinan Bapak Suryadin Laoddang. Tulisan mewakili ini DJ Group secara kelembagaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun