Pembicara Seminar MEA

Seminar dengan tajuk MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) kian marak di berbagai kampus. Maraknya perkembangan internet marketing saat ini, juga ternyata dipandang sebagai “senjata” untuk menghadapi kondisi tersebut.

Salah satu pelaku bisnis yang banyak dimintai pandangan sekaligu sharing ilmunya dalam menghadapi MEA adalah Suryadin Laoddang. Pegiat bisnis online ( Internet Marketing ) yang akrab disapa dengan Dosen Jualan ini. Pada tahun 2015 ini telah berbagi pengalaman di banyak kampus dan komunitas.

Sebelumnya, Dosen Jualan sering diundang sebagai Pembicara Seminar MEA dan juga hadir dalam seminar serupa di Kampus Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Diponegoro, Universitas Mercu Buana Jakarta, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Dalam forum tersebut, Dosen Jualan tidak hanya berbagi konsep sematara berupa sodoran teori menghadapi MEA. Namun sebaliknya Dosen Jualan justru membagikan trik-trik sederhana bagaimana caranya menembus pasar luar negeri dengan menggunakan social media dan atu internet.

Pembicara Seminar MEA

Diluar kampus tersebut diatas, Dosen Jualan juga masih akan berbagi juga di Forum Kewirausahaan Nasional Bank Indonesia di Pontianak. Masih ditambah dengan agenda di Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Pusat Jakarta, HIPPI Daerah Istimewa Yogyakarta. Juga di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Politeknik Negeri Batam. Hingga di bincang bisnis beberapa Televisi Lokal dan Media Cetak Lokal. Kontak Pembicara Internet Marketing Dosen Jualan bisa Anda cari Instagram. 

Dicontohkan oleh Dosen Jualan dalam persaingan MEA, Anda harus menguasai kata kunci yang dibutuhkan dan dicari calon konsumen di Google berdasarkan budaya target pasar. Mengambil pengalamannya sendiri, Dosen Jualan menuturkan, Anda akan dengan mudahnya jualan mukena di Indonesia, karena masyarakat Indonesia mengenal pakaian sholat tersebut dengan kata Mukena. Namun jika Anda hendak jualan di Malaysia, Anda tidak dapat menggunakan kata Mukena, tapi harus menggunakan kata telekung, karena itulah kosa kata yang digunakan masyarakat Malaysia.