Mohon tunggu...
Nicho Silalahi
Nicho Silalahi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

hanya dengan menulislah aku menemukan kebebasan serta kemerdekaan itu. meski kelak aku terpenjara karena tulisanku itu. bagiku mereka hanya mampu mengurung jasadku tapi tak akan pernah mampu memenjarakan pikiranku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melawan Lupa.!

5 Oktober 2012   13:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:13 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melawan Lupa.!
By : Nicho Silalahi.


sore disebrang istana.

berdiri dibawah payung hitam.

memeluk sebuah poster.

bagi dia yang dipaksa hilang.




sore disebrang istana.

ketika rambut terus memutih.

meski raga terbalut kriput.

namun semangat tak pernah surut.




sore disebrang istana.

seperti kamis - kamis yang lalu.

menuntut keadilan pada tuan penguasa.

untuk dia yang tak pernah kembali.




hai kau.!

ya kau.!

penguasa didalam istana.

apakah kau berhati laknat.?

hingga tak punya waktu sedetikpun bagi mereka.




hai kau.!

ya kau.!

masih terus bersembunyi dibalik tentara.

dimana berada anak,suami,bapak dan saudara mereka.?

hingga kau takut berbicara yang sebenarnya.




dan kau.!

anjing - anjing yang mengabdi pada istana.

bukankah anak mereka teman seperjuanganmu.?

bukankah suami mereka teman seperjuanganmu.?

bukankah bapak mereka teman seperjuanganmu.?

bukankah saudara mereka teman seperjuanganmu.?

kemana suaramu yang lantang dulu.?




kau.!

cuih.!

anjing - anjing yang mengabdi pada istana.

dimana kau taruh suara keadilan yang kau teriakan dulu.?

saat kau duduk bersama jendral dan melihat mereka.




dengarlah.!

dengarlah anjing - anjing yang mengabdi pada istana.

meski dia didalam tanah.

walau tulangnya tercerai - berai.

meski batu nisan tak pernah jadi tanda.

teriakan keadilan tak pernah bisa kau bungkam.




ingatlah.!

ingalah anjing - anjing yang mengabdi pada istana.

dia yang tak pernah kembali akan menuntut balas.

membalas penghianatan atas perjuangan kalian dulu.

hingga keseluruh generasimu yang akan datang.




NFG-Sekret Fitra, Medan

09 juli 2012 06:31 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun