Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penipuan Marx dari Segi Teori

1 Juni 2018   19:58 Diperbarui: 3 Juni 2018   17:19 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya pakai istilah 'penipuan' dalam judul ini. Bukan main lancangnya anda  ini, . . . begitulah muncul serangan bayangan terhadap diri saya sendiri karena menuduh orang besar Karl Marx sebagai penipu. Marx memang orang besar sungguhan, juga dianggap ilmuan besar dari segi ekonomi terutama dalam perkembangan ekonomi kapitalisme. 

Tidak hanya itu, Bapak Presiden tercinta kita sendiri, Soekarno sangat menghormati dan menghargai Marx, dan bahkan sampai bikin NASAKOM demi mengikutkan dan mempraktekkan bagian-bagian dari ajaran Marx yang beliau anggap bisa membantu meningkatkan kesejahteran bangsa dan rakyat Indonesia.

Karena itu, sementara terlintas juga dalam kepala saya untuk memakai istilah 'kekeliruan' Marx sebagai pengganti istilah 'penipuan'. Ini seakan-akan terasa lebih 'tak bedosa' dan tidak teralu 'lancang' juga he he . .

Tetapi akhirnya pikir punya pikir, dan mengingat gesahnya dan kesannya bagi publik negeri ini yang sudah begitu lama tertipu oleh 'kebesaran' Marx, dan mengingat pentingnya tugas Pencerahan Universal yang efektif dan tegas, saya tetapkan pakai istilah 'penipuan'. 

Dengan istilah ini mengharapkan ilusi mencapai masyarakat adil dan makmur pakai marxisme bisa sepenuhnya hilang dari pengertian umum rakyat Indonesia dan juga rakyat seluruh dunia umumnya. 

Begitulah akhirnya dalam 'kognitif dissonans' yang muncul dikepala saya, dalam pertimbangan tuduhan atas orang besar Karl Marx, istilah 'Penipuan' jadi menang atas istilah 'Kekeliruan'. Saya akhirnya pakai istilah 'Penipuan'.

Karena teorinya yang tujuannya memang untuk menipu, tentu prakteknya juga, Marx harus menipu, seperti berkomplot menyingkirkan Bakunin dari pimpinan gerakan Organisasi Pekerja Internasional di Kongres Organisasi itu di Belanda 1872. Marx dkk berhasil dengan sukses besar dalam soal menyingkirkan Bakunin dkk, terutama juga karena Bakunin tidak bisa hadir di Belanda, tak punya duit untuk ongkos perjalanan ke Belanda. 

Bakunin tidak punya bankir internasional yang mendukungnya seperti halnya Marx dkk. Marx memang disewa untuk tujuan NWO. Bakunin hanya bertujuan demi kemanusiaan dan masa depan kemanusiaan, tanpa ada tujuan tersembunyi seperti NWO.

Jelas memang bahwa Karl Marx menipu dalam beberapa hal dari segi teori itu, dan bukan tidak disengaja, tetapi sengaja! He he . . . namanya juga menipu. Asal-usulnya atau sebab dasarnya penipuan-penipuan ini tentu karena Marx sendiri memang sejak semula ditipu (disewa) oleh bankir rentenir internasional Rothschild untuk mengarang 'marxisme' untuk menipu kaum intelektual dan kaum buruh seluruh dunia ketika itu.

"Marxism...the demagogic popular one" that is used to dupe the intellectuals and the masses.  Marx was hired by Rothschild to dupe the masses. Rakovsky says Marx "laughs in his beard at all humanity."(Sumber) -https://www.henrymakow.com/what_is_communism.html

Jadi sejajar dengan kemunculan kapitalisme, untuk menandinginya, komunisme dimunculkan juga disitu, dan sengaja dimunculkan atau diciptakan. Bukan hanya komunisme/marxisme yang jadi alat NWO ini, tetapi juga perang. All wars are bankers war. Lihat disini.

Dialektika Hegel 'tesis-antitesis-syntesis' adalah basis pemikiran dialektis Karl Marx maupun Engels. Kedua orang ini dan terutama Engels sangat menghargai tinggi Hegel dan dialektikanya. Tetapi . . . Marx menganggap dan mengatakan bahwa dialektika Hegel 'berdiri diatas kepalanya', 'standing on its head' katanya (bisa digoogle diberbagai website). Salah satu: https://faculty.washington.edu/wtalbott/phil332/trmarx.htm

Alasan tuduhan itu, atau titik tolak Marx yang terbuka ialah karena Hegel orang idealis,  mengutamakan pikiran (subjek) kemudian materi (objek). Marx sebaliknya seorang materialis, objek dulu, baru ide atau pikiran, karena itu kata Marx, dialektika Hegel harus dibalikkan dulu. 

Tetapi jelas bukan idealismenya itu alasan utama Marx mendiskreditkan teori dialektika Hegel 'berdiri diatas kepalanya'. Alasan sesungguhnya (dirahasiakan) ialah karena dialektika Hegel itu akan membelejeti teori antagonisme Marx soal kapitalisme. 

Dengan teori antagonisnya, Marx menyimpulkan bahwa kapitalisme harus lenyap atau akan lenyap dalam kaitannya dengan krisis ekonomi kapitalisme. Krisis ekonomi kapitalisme adalah inherent dalam kapitalisme, katanya, dan dimana krisis itu akan menuju 'revolutionary crisis', 'krisis revolutioner' yang mengakibatkan  terjadinya pengambilan alih hak milik kapital dengan istilah Marx sendiri 'The Expropriators are Expropriated', menuju diktator proletar. Apakah ini yang terjadi di dunia atau negeri komunis seperti Uni Soviet atau China atau lain-lainnya? Sama sekali tidak! Tidak ada kejadian begitu! Bahkan sampai sekarang, setelah 170 tahun berlalu sejak manifesto komunist 1848. Apakah dimasa depan masih bisa terjadi 'revolutionary crisis' itu? Pasti tidak akan terjadi untuk selama-lamanya. Bahkan rencana NWO sendiri is collapsing kata Rothschild baru-baru ini. 

Dan apa yang terjadi di negeri-negeri kapitalisme itu sendiri? Apakah 'expropriators are expropriated'? Tidak juga. Disini berlaku teori dialektika Hegel 100%, walaupun teorinya 'berdiri diatas kepalanya' menurut Marx. Dialektika Hegel 'tesis-antitesis-syntesis' berlaku dalam tiap kali krisis ekonomi kapitalisme itu. 

Dari segi dialektika Hegel (kontradiksi adalah tenaga penggerak perubahan dan perkembangan) maka tiap kali ada krisis kapitalisme, selalu ada pembaruan.  Pertentangan antara yang baru kontra yang lama, yang mengakibatkan terciptanya  alat-alat produksi baru, munculnya hasil produksi baru, organisasi yang baru dsb dsb, semuanya karena berlakunya tesis-antitesis-syntesis Hegel. 

Krisis itu sampai hari ini belum pernah menghasilkan 'krisis revolusioner' seperti diinginkan oleh Marx, dan yang akan bikin syarat terjadinya 'expropriators are expropriated'. Marx memaksakan teorinya berlaku, tetapi yang berlaku teori Hegel. Marx tidak berhasil memenuhi kehendak majikannya bikin diktator proletar menuju NWO. Sekiranya Marx bisa hidup lagi untuk melihat teorinya sudah ditelanjangi . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun