"We'll be coming out of Syria, like, very soon. Let the other people take care of it now." kata Trump tadi pagi Fr 30/3 NWT. Biarlah Rusia dan Iran nangani soal Syria katanya, dan juga dia yakin kalau ini merupakan kemenangan bagi Rusia Putin.
"Trump is unpredictable. He shoots his mouth off." kata seorang wartawan kawakan Jon Rappoport, lihat di siniÂ
Betul memang, ucapan dan sikapnya selalu tak terduga. Tetapi satu hal yang sering bisa diduga ialah bahwa sikap dan politiknya punya dasar yang pasti dan sangat konsekwen telah terprediksi sejak semula, yaitu
1. politik nasionalisnya dalam prinsip 'America First'. Atau seperti dikataknnya juga: "We will follow two simple rules: Buy American and Hire American." Sekarang terlihat dalam politik 'trade war'nya dengan China menyelamatkan ratusan miliard dolar dari kehilangan pajak import. Dia menentang semua trade organisasi internasional, dan mengutamakan 'dagang bilateral'.
2. penentangannya yang betul-betul konsekwen terhadap kaum globalis dan politik internasionalisnya, terlihat jelas misalnya dalam penentangannya terhadap organisasi trade internasional itu yang dibangun oleh kaum globalis neolib internasional. "Every decision on trade, on taxes, on immigration, on foreign affairs, will be made to benefit American workers and American families." kata Trump dalam pidato peresmiannya.
3. Sejak semula dia sebenarnya sudah 'jatuh cinta' terhadap Putin, yang secara diam-diam dia anggap juga bahwa Putin adalah seorang nasionalis. Putin dalam kenyataan memang sudah terlihat jelas melepaskan politik internasionalis Uni Soviet era lama, era perang dingin.
Walaupun Putin mengikuti jalan baru ini karena terpaksa, sudah tidak ada jalan lain baginya. Di Syria sepertinya 'terpaksa' mengikuti politik lama yang masih tersisa peninggalan era Soviet.
Bagi Trump sudah jelas bahwa tiap nation dunia bisa menyelesaikan nasibnya sendiri, pasti termasuk Syria juga.
"We will seek friendship and goodwill with the nations of the world -- but we do so with the understanding that it is the right of all nations to put their own interests first. We do not seek to impose our way of life on anyone, but rather to let it shine as an example for everyone to follow."
Bagi Trump sangat beresiko jelas kalau melaksanakan politik nasionalisnya terlalu extreem, dia harus ingat nasib JFK. Mengganti pimpinan alat utama kaum globalis (FBI, CIA) secara berangsur-angsur pastilah termasuk dalam usaha yang tidak extreem itu. Era Keterbukaan sangat banyak membantu Trump memang.
"most people don't fully grasp the pernicious influence of mainstream news. Not just that influence now, not just in the past few years, but forever. The ability of the press, in concert with versions of the Deep State, to twist and deform and undermine and reverse and fragment public perception,Â
on every major story and issue, is basically substituting death for life. If the population is, on a daily basis, under the influence of such mind control, then what kind of breakthrough is possible? No breakthrough. None. The game is over. Fortunately, through the Internet, that brainwashing is being shattered by independent media, piece by piece." ditulis oleh Jon Rappoport dalam laporannya diatas. Ini belum terjadi di era JFK, dia masih sendirian ketika itu dan gampang jadi korban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H