Yang jadi pertanyaan juga ialah siapa yang 'mengirim' Sekjen PBB itu ke Kongo? Untuk apa? Mengapa tidak mengirim sekjen PBB ke Jakarta 1965, atau ke Nigeria/Biaffra 1967 mendamaikan pengeruk minyak itu? Atau ke Grenada 1983?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!