Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Teror Stockholm dan Penyakit 'Multikulti'

9 April 2017   04:10 Diperbarui: 9 April 2017   12:30 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Andrew Jackson jadi presiden 1829-1837. 'Financial Element' atau 'the party of money' ini sekarang dinamai neolib, yang akan jadi musuh dan tantangan terkuat bagi Trump dalam usahanya melaksanakan politik nasionalismenya 'America First'.

Salah satu pencerminan perlawanan dari neolib ini ialah mengadu domba Trump dengan rakyat AS, antara lain dalam soal 'health care' yang diwariskan oleh  Obama. Secara internasional, mengadu-domba Trump dengan Putin, terakhir sampai pengiriman 59 misil rudal membom pangkalan udara militer Assad Syria. Begitu juga mempertentangkan Trump dengan negara-negara seluruh dunia, karena katanya ekonomi semua negeri akan menurun dengan politik ekonomi 'isolasionisme' Trump.

Tetapi bagi Indonesai sendiri sudah terasa bagaimana ekonomi meningkat sejak akhir 2016 sejak didepaknya neoliberal JP Morgan dari Indonesia oleh menkeu Sri Mulyani, dan tidak mendengarkan lagi nasihat-nasihat 'ilmiah' dari JP Morgan itu maupun dari  bank-bank besar neolib IMF atau Bank Dunia. Politik ekonomi bilateral Trump menunjukkan hasil bagi Indonesia dan negeri-negeri pengikut bilateral Asia. Ini karena tiap negara bebas urus ekonomi nasionalnya sendiri, dan dengan negeri lain secara bilateral, tidak ada campur tangan dari pihak ke 3. Trump sangat jelas dalam soal ini, dia katakan dalam pidato pelantikannya:

"We will seek friendship and goodwill with the nations of the world - but we do so with the understanding that it is the right of all nations to put their own interests first.

We do not seek to impose our way of life on anyone, but rather to let it shine as an example -- we will shine -- for everyone to follow."

Putin dan Trump ada kesamaan, sama-sama orang nasionalis negeri masing-masing. Kekurangan Putin ialah, dia masih terikat oleh tradisi perang dingin seperti membiayai Assad yang sudah 'obsolete' seperti obsoletnya NATO atau Pakta Warsawa. Dan kekurangan Trump ialah dia suka ceplas-ceplos seperti Ahok walaupun maskudnya seperti Ahok juga, bisa dijamin adalah baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun