Mohon tunggu...
M U Ginting
M U Ginting Mohon Tunggu... -

penggemar dan pembaca Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Si 'Ceplas-ceplos' Ahok dan Trump

6 April 2017   21:10 Diperbarui: 7 April 2017   08:00 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasukan ISISsemakin terdesak dari Mosul, dari perlawanan pasukan Irak dan bantuan pasukankoalisi pimpinan AS. Lewat radio, 5/4 2016 juru bicara ISIS bilang Trump 'idiotdan buruk muka'.

Ha ha, jubir ISIS sedikit bikin hiburan untukdirinya sendiri dan pasukannya yang semakin kalang kabut. Sebaliknya Trump yang'buruk muka dan idiot' itu bilang kalau ISIS sangat menghormati Obama, karenaObama adalah 'the founder of ISIS dan Clinton adalah co-founder', lihat di sini

Ada menariknya memang setiap kali Trump bikinpidato dihadapan publik, karena sikapnya yang 'ceplas-ceplos' itu seakan tidakserius, seperti gubernur Jakarta itu juga, walaupun maksudnya sering baik tanpapikir lebih dulu ucapannya. Dan . . . itu pula yang bikin banyak orang tertarikmendengarkan pidatonya dan ingin melihat langsung perangainya ketika berpidato.

 Trump sepertinya malas mencari-cari bukti atauargumentasi dari apa yang dia katakan, dan begitulah agaknya orang-orangimpulsif pada umumnya, tetapi langsung saja menarik kesimpulan sendiri danmengatakannya. Itulah dia Trump yang 'idiot dan buruk muka' itu. Kitapun senangjuga membandingkan dengan si 'ceplas-ceplos' Ahok di Jakarta. Ada kesamaannyakedua orang ini, tiap kali ngomong bikin sebagian berdebar, sebagian senang,sebagian lagi khawatir. 

Dan yang khawatir ini bisa yang pro dan bisa yang anti.Keduanya khawatir apa kata-kata Ahok yang keluar, yang bisa berpengaruh negatifatas 'kemenangan' yang sudah ditangan. Makanya tak heran juga kalau Pak Jarotsering 'mencubit' paha Ahok dari belakang supaya jangan salah ngomong ataumengurangi ngomong salah he he he. Ahok pernah marah sama pak Jarot katanyananti malah kita dianggap homo. Menarik bukan? Sekiranya Ahok orang biasa sajadan ngomong biasa saja, maka juga boring saja tentunya he he he. 

Pidato Trump soal ISIS yang dibangun olehObama bikin banyak orang tercengang memang tetapi juga sangat antusiasmengikuti, kemana ini akhirnya pak Trump ini, ngomong spontan tanpa bukti dantanpa argumentasi. Tetapi bahwa Hillary Clinton bersama dubes Ford di Syriamengorganisasi dan mempersenjatai grup oposisi Syria melawan Assad memang betuldan bisa dibaca dimana saja di internet. Dan grup oposisi inilah yang kemudianberubah nama jadi ISIS. Karena itu memang betul kalau Obama dan Hillary Clinton+ Ford adalah pendiri ISIS, walaupun Trump tidak pernah menyebut nama Ford,karena Trump menganggap Ford hanya sebagai alat dari kedua orang ini (Obama danClinton).

Kedua orang ini (Clinton dan Ford) bertemudengan grup oposisi Syria di Damaskus 2011, dan Ford ditugaskan menyiapkansenjata dan latihan militer bagi pasukan oposisi Syria ini. Itulah juga yangmenimbulkan ancaman bagi diri Ford di Damaskus (Ford diancam akan dibunuh) danFord pulang ke Washington tetapi disuruh kembali ke Syria oleh Obama dan CFR(Council of Foreign Relations). CFR adalah sebuah badan penting dan menentukandalam pemerintahan AS dan badan inilah yang menentukan 'sikap dan kelakuan'tiap pejabat LN AS artinya bukan Obama atau Clinton. (Mengenai CFR bisa dibaca di sini)

Obama, Clinton, Trump . . . dan terutamadengan munculnya Trump memang menggambarkan situasi dunia atau perubahansejarah dunia yang sungguh-sungguh sangat menarik. Bukan hanya karena si Trumpini 'idiot dan buruk muka' he he tetapi karena menggambarkan perubahan luarbiasa dalam sejarah percaturan politik dunia. Bukan hanya perubahan tetapi juga'pertengkaran' luar biasa secara politik. 

Kalau dibandingkan dengan Jakarta dimanakedatangan si 'ceplas-ceplos' Ahok telah berhasil bikin 'huru hara' politikterbesar dan pertama kali sepanjang sejarah hampir 400 tahun Jakarta Batavia.Bisa juga dibandingkan dengan kemunculan Jokowi 'wong deso' itu sebagaipresiden ke 7 Indonesia, tampil mewakili perubahan besar, kembali kenasionalisme sejati setelah jatuhnya nasionalis sejati Soekarno setengah abadlalu. 

Era Obama adalah 'the last gasp ofneoliberalism', dengan masuknya Trump ke Gedung Putih dan Trump bertakhtasebagai perwakilan nasionalis AS, bukan sebagai perwakilan the establishmentatau neolib atau perwakilan dari 'the party of money' (Gore Vidal) sepertiObama itu, atau juga bukan sebagai semua presiden-presiden sebelumnya sejakhampir 200 tahun kebelakang atau sejak era Andrew Jackson seperti dikatakanoleh presiden Roosevelt 1933: "Thereal truth of the matter is, as you and I know, that a financial element in thelarge centers hasowned the government of theUnited States since the days of Andrew Jackson.” 

Andrew Jackson jadi presiden1829-1837. Jadi 'partai duit' ini atau bankir besar rentenir internasionalyang sekarang disebut NEOLIB, sudah berkuasa dan menguasai atau memiliki (hasowned) pemerintahan AS hampir200 tahun! Dan grup 'partai duit' inilah yang menyuruh Obama bangun ISIS, dplbukan Obama sendiri. Karena itu juga Trump harus menghadapi tantangannya di duafront, pertama janjinya terhadap rakyat AS untuk memperbaiki nasib rakyatnya 'America First', a l dengan mengurangi pengangguran dengan mengembalikan pabrik-pabrik AS yang hijrah ke luar negeri + menghilangkan trade imbalancedalam perdagangan luar negeri. Dan di front lainnya harus menghadapi musuh beratanti nasionalis AS 'the party of money' (neolib) yang bukan main kuatnya secaraekonomi dan finans.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun