Mayoritas penduduk juga berprofesi sebagai Petani yang jika dilihat dari sisi ekonomi termasuk dalam kategori menengah ke bawah, membuat Generasi Muda di Desa Sidoharjo enggan ataupun ragu untuk terjun ke dunia Pertanian seperti orang tuanya.
Hal ini divalidasi oleh Bapak Sunardi yang menyatakan “Rata-rata sih pemuda desa yang udah selesai sekolahnya yo akan memilih untuk kerja di luar Desa. Soale kan, permasalahan Pertanian banyak toh, mulai dari budidaya, panen yang ndak pasti, sampe harga pasar yang ndak menentu akhire mbikin Petani rugi kan jadi pertimbangan besar bagi para pemuda ini untuk ikut ke Pertanian yang penuh resiko tadi, pastine perlu perhatian lagi untuk nggodok anak muda supaya ada regenerasi Petani dan pertanian di Desa ini bisa berlanjut sampai kedepannya toh, Mas".
Ditambahkan oleh Dita Ari Ramadhani sebagai perwakilan Pemuda yang hadir "Niat untuk memajukan Desa dengan potensi yang ada itu sebenernya besar, Mas. Tapi kan, pengetahuan kita di Pertanian rendah, apalagi kebutuhan-kebutuhannya juga mahal itu mbikin kita keberatan untuk ngelanjutin usaha orang tua kita".
Diskusi tersebut memakan waktu sekitar tiga jam dan ditutup oleh perwakilan BEM FP UMY dengan sedikit mengulas hal-hal yang disampaikan sebelumnya. Nantinya, data mengenai permasalahan yang telah didapat tersebut akan menjadi bahan refleksi bagi BEM FP UMY guna menentukan topik PPK ORMAWA 2023 yang sekiranya tepat untuk diterapkan di Desa Sidoharjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H