Berawal dari menonton sebuah film layar lebar bertemakan petualangan, persahabatan, dan cinta, aku ingin mencoba hal untuk pertama kali, yaitu mendaki gunung. Film 5 cm yang diangkat dari sebuah novel karya Donny Dhirgantoro menampilkan keindahan Gunung Semeru, yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Oleh karenanya, pada tahun 2014, aku bersama teman-teman yang masih menduduki bangku kuliah di Bandung berencana untuk pergi ke Jawa Timur dan mendaki Gunung Semeru.
Tanggal 20 Mei 2014, perjalanan kami diawali dari stasiun Bandung menuju stasiun Malang yang menghabiskan waktu 12 jam. Perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum ke pasar Tumpang. Pasar Tumpang merupakan salah satu sarana bagi pendaki Semeru untuk mempersiapkan logistik pendakian. Bahan makanan dan minuman yang diperlukan dapat dilengkapi di pasar tersebut. Untuk menuju kaki gunung, tempat dimulainya pendakian, kami menyewa Jeep khusus karena jalur yang dilalui terlalu terjal untuk dilalui kendaraan biasa. Perjalanan ini memakan waktu dua jam sampai kami akhirnya sampai di Ranu Pani (2100 mdpl), tempat pemberhentian terakhir sebelum kami memasuki jalur pendakian Gunung Semeru.
Hari 1
2100 mdpl
Ranu Pani adalah titik pemberhentian terakhir sebelum kami memulai pendakian dengan melangkah. Di sana, kami mengikuti prosedur yang ada, yaitu melakukan pendaftaran peserta pendakian, pengecekan dokumen, dan pendaftaran barang-barang bawaan. Pendakian dimulai pukul 12 siang. Dari Ranu Pani, kami berencana melakukan perjalanan hingga Ranu Kumbolo dan beristirahat di sana. Satu jam pertama merupakan perjalanan yang menyenangkan. Pemandangan pepohonan dan suara suara alam menemani perjalanan itu. Namun tak lama setelah itu, kondisi alam memburuk. Angin kencang mulai muncul diikuti dengan hujan deras. Jalur pendakian menjadi licin dan sulit untuk didaki. Perjalanan yang seharusnya hanya memakan waktu 5-6 jam kami tempuh dalam 8 jam karena cuaca yang kurang bersahabat saat itu. Kamipun tiba di Ranu Kumbolo (2400mdpl) pukul 8 malam. Suasana di sana sudah sangat gelap. Kami sempat tidak yakin apakah benar sudah sampai Ranu Kumbolo atau hanya tempat pemberhentian sementara. Melihat banyak tenda-tenda lain yang sudah terpasang, kami lalu mendirikan tenda juga, menyantap energen yang telah kami masak, lalu beristirahat. Bukan hal yang sulit untuk tidur saat itu karena suhu di Ranu Kumbolo sangat rendah dan fisik kami juga sudah sangat lelah.
Hari 2
2400 mdpl
Pukul 5 pagi, kami bangun dan hendak bersiap untuk membuat sarapan. Begitu melihat ke luar tenda, ternyata benar bahwa kami telah sampai di danau yang katanya surga dari Gunung Semeru itu. Â Pemandangan indah Ranu Kumbolo langsung menunjukkan keindahannya kepada kami.
Kami lalu mengitari danau untuk mengabadikan momen itu dengan foto-foto. Setelah sarapan, kami merapikan tenda dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan. Pukul 9 pagi, perjalanan hari itu diawali dengan mendaki tanjakan cinta. Cekungan bukit yang terlihat seperti bentuk hati itu memiliki mitos yang berkata jika kita dapat mendaki tanjakan tersebut tanpa melihat ke bawah sembari memikirkan orang yang kita sayang, maka kita akan dapat hidup bahagia bersama orang itu selamanya. Setelah melewati tanjakan cinta, kami menemukan hamparan padang bunga lavender yang sangat luas, dan kami harus melewati jalur di antara padang bunga lavender tersebut. Selama perjalanan, seringkali puncak Mahameru mengintip kami dari kejauhan.
Setelah 7 jam perjalanan yang melelahkan, sekitar pukul 4 sore, kami akhirnya sampai di pemberhentian selanjutnya, yaitu Kalimati (2700 mdpl). Di sini, suasana puncak Mahameru sudah mulai terasa. Debu vulkanik mulai terlihat berjatuhan di sekitar kami karena Gunung Semeru adalah gunung api yang masih aktif. Setelah kami sampai di Kalimati, kami membagi tugas, ada yang mendirikan tenda dan menyiapkan makan malam, ada yang pergi ke sumber air untuk mempersiapkan persediaan air minum. Dari Kalimati, kami membutuhkan waktu 45 menit untuk sampai ke sumber air. Dalam perjalanannya, kami harus selalu waspada karena konon di sekitar sumber air hidup sekawanan macan kumbang.
Setelah mempersiapkan air dan makan malam, kami lalu beristirahat di tenda untuk mempersiapkan fisik masing-masing untuk kegiatan utama di malam itu.