Berawal dari kehadiran saya pada acara pernikahan seorang sahabat di daerah Cangkringan, Jogjakarta, saya bisa berkenalan dengan para sinden campursari. Acara campursarian selama tiga hari berturut-turut cukup mengenalkan saya pada budaya Jawa yang satu ini. Akhirnya saya bisa melihat secara live sinden-sinden tersebut bernyanyi dan bergoyang. Mirip Dewi Gita diacara OVJ. Dandanannya juga tidak kalah, dengan kebaya modern dan make up yang maksimal mereka memang sangat menarik perhatian.
Hari ketiga merupakan hari perkenalan saya dengan sinden yang satu ini, Yap Sinden Jambul pelangi. Mungkin tidak terpikirkan oleh rekan-rekan sekalian, bagaimanakah rupanya? sayapun tidak. Tebayangkan oleh saya jambul khatulistiwa yang diagung-agungkan Syahrini, mungkin mirip seperti itu kali ya. Dan Whaw ternyata lebih dahsyat dari itu. Jambul khatulistiwanya Syahrini mah lewat! [caption id="attachment_188579" align="alignnone" width="300" caption="Sang Sinden Jambul Pelangi"]
[/caption]
Kalau menurut MC acara, Sang Sinden Jambul Pelangi ini  termasuk sinden papan atas yang biasa wara wiri di TV lokal Jogja, begitu juga dengan grup campursari yang mengiringinya. Jadi semacam artis lokal begitu. Dengan kata pengiring begitu, tidak heran begitu sang sinden keluar, semua mata para undangan langsung tertuju padanya. Saya sendiri mengaku tersihir pesonanya, hmm selain cantik memang jambul pelanginya sangat membuat penasaran, hahhaa. Kalau dilihat secara dekat, jambul atau penutup kepalanya itu mirip wig warna warni. Nah disinilah letak istimewanya, kalau sinden yang lain memakai konde hitam besar, sinden jambul pelangi berani berinovasi menggunakan penutup kepala yang berwarna. Kebaya yang dikenakan pun bermodel tidak biasa dan berwarna senada jadinya menambah daya tarik sang sinden tersebut. Tidak berhenti disitu, ternyata sang sinden sangat ramah dan gaya bicaranya  lemah gemulai,  suaranya pun indah. Para undangan disalaminya satu-persatu, saya akhirnya kebagian. Yey, tidak melewatkan kesempatan, selesai salaman saya langsung jepret-jepret kearahnya. Kehadiran musik campursari diacara pernikahan seperti ini memang terasa menghibur sekali. Bagi saya yang bukan orang Jawa saja terhibur, apalagi orang Jawa yang mengerti arti lagu yang dibawakan. Memang butuh merogoh kocek lumayan dalam untuk mendatangkan mereka, tapi untuk mempertahankan budaya dan hiburan yang menarik bagi para undangan hal ini patut diperhitungkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya