3. Menggembalakan Anak
Mungkin ada Ayah beranggapan tugasnya hanya menyediakan makanan, pakaian, dan sekolah supaya akhirnya anak kita bisa bekerja. Tentu tidak hanya itu saja. Para Ayah dipanggill menyediakan kebutuhan anak secara totalitas sebagai pribadi, temasuk kebutuhan sosial, emosi, dan kebutuhan spiritualnya.
4. Pelatih
Keadaan anak kita makin lama tidak kondusif. Lingkungan anak makin tidak sehat. Banyak ragam film, game, tontonan, dunia internet, dan lainnya yang sangat menggoda.
Tidak mungkin mereka akan terus menjadi anak baik dan berhasil. Atau hidup mereka akan mulus-mulus saja. Dunia yang mereka tinggali, lingkungan yang mereka hadapi makin "gelap" dan jahat. Anak kita juga menjumpai banyak masalah. Mulai dalam studi, pergaulan, pacaran dan juga pekerjaan.
Dalam situasi ini kaum Ayah perlu belajar memaafkan anak, dan selalu memberinya kesempatan kedua. Para Ayah juga perlu  melatih anak-anak supaya bisa menghadapi dan menyelesaikan masalah. Ayah menjadi contoh bagaimana menghadapi masalah dengan tenang, tidak panik dan bukan dengan marah-marah. Ayah dipanggil  mendampingi anak untuk bisa menyelesaikan masalah dengan baik, bukan menghindari masalah.
Butuh Orang Sekampung
Tugas di atas  tentu membutuhkan atmosfer tertentu. Kata Hillary Clinton, "perlu orang sekampung membesarkan anak-anak kita"? Tidak mungkin atau tidak cukup hanya kita yang membesarkan mereka. Kita perlu sekolah dan guru anak anak kita. Kita butuh teman anak anak dan juga guru les mereka. Kita perlu bacaan, game dan film yang baik, dsbnya.
Ada beberapa atmosfer yang diperlukan anak untuk mendidik mereka dengan baik.
Pertama,  suasana rumah  yang damai dan harmoni.  Bukan berarti keluarga kita tidak pernah bertengkar, No! Juga keluarga yang takut akan Tuhan, keluarga yang beribadah.
Kedua menyediakan  waktu yang cukup dan terbaik untuk bersama. Baik dengan pasangan maupun anak-anak. Para Ayah perlu merencanakan dan membuat daftar kapan main bersama anak, jalan dan makan bersama anak. Kapan ngobrol hingga rekreasi bersama.