Lebaran, biasanya jadi masa panen bagi pengelola objek wisata. Seusai silaturahmi, warga mencari hiburan dengan bermain di objek wisata. Namun tahun ini, tampaknya tidak bakal terjadi kepadatan pengunjung di tempat wisata, terkait masih diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah.
Musim liburWarga yang suka piknik pasti punya pengalaman ketika liburan mengunjungi tempat wisata. Selain hal-hal yang menyenangkan, kadang kita dihadapkan kepada masalah yang menyebalkan di objek wisata. Di antaranya, sulit mencari toilet. Kalaupun ada jumlahnya sedikit, lokasinya sulit dijangkau, sudah ketemu harus mengantre pula.
Sebenarnya, keberadaan toilet merupakan hal yang wajib disediakan oleh pengelola objek wisata. Selain sebagai pelayanan kepada pengunjung, kehadiran toilet dengan bangunan yang represantatif dan bentuknya yang indah, bisa menjadi salah satu daya tarik.
Jika pengunjung merasa nyaman, ketika menikmati fasilitas toilet, maka mereka akan mengabarkan hal itu kepada calon pengunjung lainnya. Tentu saja hal itu sangat menguntungkan bagi pengelola objek wisata. Karena secara tidak langsung mendapatkan promosi gratis.
Memang sekarang sebagian besar pengelola objek wisata sudah sadar, dengan membangun sarana toilet berikut memperhatikan faktor kuantitas dan kualitas. Ada semangat pada mereka, untuk menjadikan sarana toilet sebagai daya tarik tersendiri.
Walau begitu, tidak bisa dimungkiri, kalau masih ada sejumlah pengelola objek wisata yang kurang memperhatikan sarana toilet. sehingga membuat pengunjung menjadi malas mendatangi toilet, karena sudah disuguhkan dulu dengan kesan kumuh, bau, dan tidak terawat.
Untuk wilayah Jawa Tengah, ada beberapa pengelola objek wisata yang sangat memperhatikan keberadaan toilet. Bahkan pengunjung seperti dimanjakan dengan mudahnya menemukan sarana toilet, selain bentuk bangunannya yang sangat menyenangkan.
Sebut saja, Objek Wisata Air Bojongsari atau lebih dikenal dengan nama Owabong, kini menghadirkan toilet-toilet yang tidak membuat pengunjung tutup hidung saat berada di lokasi tersebut. Sarana toilet di Owabong juga jumlahnya sangat banyak.
Pengunjung tidak perlu khawatir kalau merasa "kebelet" saat berada di kawasan Owabong. Penunjuk arah ke lokasi toilet mudah dilihat. Toilet yang bakal dituju pun mudah ditemukan. Boleh dikata mulai dari pintu masuk, tempat peristirahatan, lokasi bermain, hingga jelang pintu keluar di Owabong, yang namanya toilet selalu ada.
Toilet yang ada pun dibangun di lokasi-lokasi strategis. Pengunjung tidak perlu bertanya-tanya lagi ke petugas objek wisata untuk mencari toilet. Ada 16 titik yang dijadikan lokasi toilet dengan bentuk-bentuk yang menarik.
Dari 16 titik toilet itu, tersedia 72 kamar yang bisa dimanfaatkan pengunjung. Ada bangunan toilet khusus perempuan dan ada juga yang untuk laki-laki. Namun ada juga bangunan toilet yang bisa digunakan laki-laki dan perempuan, hanya dipisahkan dengan kamar yang berbeda.
Lebih menyenangkan lagi, toilet-toilet yang ada di Owabong menggunakan air yang berasal dari sumber mata air langsung. Jadi pengunjung bakalan tidak mengeluh ketika membuka keran. Karena ada jaminan airnya akan ngocor terus, baik saat akan membanjur kotoran atau membersihkan alat kelamin.
Pengelola Owabong pun secara khusus membangun empat toilet dengan bangunan cukup megah. Keempat toilet masing-masing punya nama, yakni Toilet Beringin, Toilet Terapi Leleson, Toilet Pesta Air dan Toilet Istana.
Secara keseluruhan, pengelola Owabong ingin membuat kenyamanan pengunjung dengan menghadirkan toilet yang sehat, indah, dan aman. Semua toilet mendapat pemeliharaan khusus. Tidak ditemukan corat coret vandalisme. Semua bersih dan terlihat indah. Mereka mampu mengubah kesan toilet yang kotor, jadi tempat yang menyenangkan. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H