Taman Buah Mekarsari atau sekarang berubah menjadi Taman Wisata Mekarsari, sangat cocok menjadi wahana edukasi buat anak-anak. Selain banyak menawarkan aneka permainan, objek wisata yang berada di Jalan Raya Cileungsi, Jonggol, Bogor ini, bisa mengajarkan anak-anak lebih mengenal lingkungan.
Di antara hal yang paling mendasar, pengelola Taman Wisata Mekarsari menggiring pengunjung, terutama anak-anak mengenal asal usul nasi yang selama ini menjadi makanan pokok sehari-hari. Pemandu wisata di sana, menjelaskan sebelum menjadi nasi adalah beras, terus merunut ke belakang gabah, yang berasal dari tanaman padi, hingga benih yang disemai.
Bukan cuma penjelasan secara visual, tapi juga pengunjung diajak untuk praktik langsung. Di sana ada area yang dibuat semacam sawah. Kemudian pengunjung baik yang anak-anak maupun orang dewasa dibekali benih padi. Lantas ada tutorial bagaimana cara menancapkan benis padi di area persawahan tersebut.
Kegiatan tersebut keruan saja sangat menyenangkan. Sebelumnya pengunjung pun dibekali topi caping layaknya seorang buruh tandur. Benar-benar mengasyikan bermain di alam, dan merasakan bagaimana kegiatan para petani menanam padi.
Selesai menanam padi, ada lagi kegiatan yang lebih seru bagi para pengunjung. Untuk kegiatan ini, pengunjung harus siap-siap berbasah ria. Pasalnya kegiatan yang dilakukan berupa menguras kolam ikan. Sangat seru sekali karena ikan yang ada di kolam boleh ditangkap. Syaratnya, penangkapan ikan itu harus menggunakan tangan tanpa alat bantu.
Banyak adegan lucu dalam kegiatan menguras kolam. Alih-alih mendapatkan ikan, pengunjung malah jerat-jerit tidak keruan. Ada ikan yang sudah tertangkap kemudian lepas lagi karena licin. Ada juga anak-anak kaget menjerit karena beberapa ikan meloncat.
Jangan buru-buru ganti baju dulu setelah basah di kolam ikan. Tidak jauh dari lokasi kolam ikan, pengunjung akan diajak bermain ala anak desa. Apalagi kalau bukan bermain dengan kerbau. Sebagian besar pengunjung anak-anak bakal senang bisa melihat wujud kerbau dari dekat.
Mereka boleh memandikan kerbau secara beramai-ramai. Dengan dibekali ember kecil, anak-anak mengambil air yang lantas disiramkan ke badan kerbau. Tidak perlu khawatir, karena kerbau yang diajak bermain cukup jinak dan ada juga penjaganya.
Senang setelah bermain dengan alam, siapkan saja kegiatan lainnya yang tak kalah menarik. Ganti baju dulu dong, biar tidak kedinginan akibat basah. Di sana banyak tersedia toilet, yang bisa digunakan mandi dan ganti baju.
Akan rugi kalau berkunjung ke Taman Wisata Mekarsari, tidak mengikuti kegiatan panen/petik buah di perkebunannya langsung. Boleh melakukan panen buah, atau sayuran. Di sana ditanam aneka buah dan sayuran. Buah atau sayur yang sudah dipanen, nantinya akan ditimbang. Harganya sesuai dengan berat timbangan buah/sayur yang kita panen.
Buah dan sayur yang kita petik langsung di perkebunan Taman Wisata Mekarsari bisa jadi oleh-oleh untuk dibawa pulang. Harganya juga tidak jauh beda dengan di pasaran. Namun, kita punya rasa kepuasan tersendiri karena langsung memetik dari kebunnya.
Sebenarnya, di Taman Wisata Mekarsari bukan hanya pohon buah dan sayuran saja yang ditanam. Aneka pohon lainnya pun banyak ditemui di sana. Termasuk jenis pohon bunga bangkai. Pengunjung jarang-jarang bisa menemukan bunga bangkai, tapi di Taman Wisata Mekarsari bisa dilihat langsung dari dekat.
Taman Wisata Mekarsari sangat luas sehingga pohon yang ditanam di sana jumlahnya banyak. Diperkirakan ada 100.000 pohon yang ditanam di area seluas 264 hektare itu. Sedangkan varietas yang ada mencapai lebih dari 1.740 varietas.
Untuk melihat satu per satu tanaman di area yang sangat luas itu, pasti akan melelahkan. Namun, pengunjung akan dimanjakan dengan kendaraan khusus, kereta tuktuk yang disediakan pengelola Taman Wisata Mekarsari. Dengan menumpang kereta tuktuk itu, nanti pengunjung berkeliling ke beberapa area dan bisa melihat berbagai jenis pohon. Kalau ada waktu, cobain ya, pasti mengasyikan. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H