Untung ibunya cuma tersenyum. Tahu betul kelakuan suaminya.
Akhirnya saya panggil anak-anak. Saya coba menjelaskan mengapa saya memberi uang kepada seorang perempuan di tempat biliar.
"Ayah nggak selingkuh dari ibu loh. Itu uang tanda terimakasih, perempuan itu telah membantu kita. Memasang dan merapikan bola. Mencatat skore permainan kalian. Lumayan juga capek loh, sementara dia dapat upah dari bossnya tidak seberapa," kata saya kepada anak-anak.
Nanti kalian juga, kalau dewasa nanti, jika punya rezeki lebih, biasakan untuk memberi. Jangan khawatir rezeki kita berkurang. Dengan sering berbagi, rezeki kita justru semakin diluaskan. Jangan berharap, mendapat imbalan dari orang yang kita beri. Karena Allah SWT, pasti akan melimpahkan rezeki yang datangnya tidak diduga-duga.
Dari penjelasan itu, alhamdulillah anak-anak jadi terbiasa berbagi kepada orang-orang yang dianggap perlu ditolong. Atau kadang mereka justru suka mengingatkan saya, jangan lupa berbagi. Misalnya sesudah makan bersama di rumah makan, anak-anak suka mencolek saya agar jangan lupa menyimpan uang lebih di meja, sebagai tips kepada pelayan yang telah mengantarkan pesanan dan membereskan meja.
Berbagi juga bisa dilakukan terhadap pedagang tisu di perempatan jalan. Jika kita membeli tisu dan punya uang lebih, ada baiknya tidak minta uang kembalian kepada pedagang. Mungkin, apa yang kita lakukan itu, akan membahagiakan pedagang tisu. Jika kita bisa membahagiakan orang lain, itu nilainya luar biasa. Apalagi kalau orang yang kita beri, langsung mendoakan kita. Maka, doa-doanya akan disimpan di langit. Suatu saat, kita akan membutuhkan doa-doa itu, dan Allah akan turunkan dari langit.
Doa yang diturunkan dari langit, tidak mesti kembali menjadi rezeki yang sama seperti kita berikan. Tapi juga bisa berubah menjadi, perlindungan bagi kita. Mungkin kita akan diselamatkan dari mara bahaya. Atau doa dari orang yang pernah kita beri itu, diturunkan dari langit berupa jadi kebahagiaan dalam rumah tangga.
Jadi jangan sepelekan kekuatan doa, dari orang-orang yang telah kita beri. Siapa tahu kesuksesan yang diraih kita dalam karier, itu bagian dari doa mereka yang kembali diturunkan dari langit. Pun dalam keberhasilan anak-anak selama menuntut ilmu, bisa jadi ada andil dari doa mereka.
Begitulah, kelas saya, baru bisa memberikan siraman rohani kepada anak-anak. Itu juga tidak dilakukan secara formal dalam bentuk ceramah. Saya tanamkan nilai-nilai berbagi, cuma dari meja biliar, dimana saat itu anak-anak bahagia. Kadang sebagian orang, dalam keadaan bahagia, suka lupa untuk bersyukur dan berbagi. (Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H